JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan pertumbuhan produksi batu bara dalam jangka waktu lima tahun sejak 2020 hingga 2024. Dalam lima tahun nanti produksi batu bara diperkirakan akan tembus 600 juta ton dalam setahun.

Perubahan rencana produksi batu bara yang direncanakan pemerintah kali ini merubah atau yang sudah diusulkan pada revisi Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2017. Dalam RUEN sebenarnya produksi batu bara ditahan pada posisi produksi 400 juta ton.

Untuk produksi batu bara sebesar 550 juta tahun 2020, kemudian 2021 jumlah produksi batu bara mencapai 609 juta ton, terus meningkat pada 2022 menjadi sebesar 618 juta ton.

Tidak sampai di situ, produksi juga masih terus meningkat menjadi 625 juta ton pada tahun 2023 dan terus berlanjut peningkatannya pada tahun 2024 menjadi 628 juta ton.

Arifin Tasrif, Menteri ESDM, mengungkapkan peningkatan produksi batu bara nasional akan diikuti peningkatan konsumsi batu bara untuk dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO).

“Peningkatan pemanfaatan batu bara domestik 2024 sebesar 187 juta ton, antara lain untuk mengisi kebutuhan pembangkit listrik kita tenaga uap yang menggunakan batu bara,” kata Arifin disela rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Senin (27/1).

Selain dibakar untuk pembangkit listrik menurut Arifin, konsumsi batu bara juga diprediksi meningkat karena adanya proyek gasifikasi batu bara.

“Sebagian (untuk) program pengembangan proyek gasifikasi untuk keperluan produksi downstream,” ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, porsi DMO tahun 2019 sebanyak 138 juta ton. Tahun 2020 DMO meningkat menjadi 155 juta ton. Peningkatan konsumsi terus meningkat menjadi 168 juta ton pada rahun 2021, meningkat menjadi 177 juta ton pada tahun selanjutnya kemudian pada tahun 2023 menjadi 184 juta ton dan tahun 2024 porsi DMO menjadi 187 juta ton.(RI)