JAKARTA – Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR/Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan/TJSL) perusahaan energi telah memiliki dampak besar terhadap masyarakat. Perusahaan-perusahaan yang menjalankannya banyak mendapatkan apresiasi dan penghargaan. Agus Yuswanta, Vice President CSR PT PLN (Persero), mengatakan keberhasilan-keberhasilan tersebut selayaknya dipublikasikan secara luas kepada masyarakat.

“Bagaimana PLN mendesain program TJSL? Kata kuncinya adalah sustainability, compliance, dan citra” kata Agus saat webinar bertajuk “Designing Excellent CSR Programs and Good Publications” yang diselenggarakan oleh Visi Dunia Energi bekerja sama dengan Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Padjadjaran, Rabu (2/3).

Selain Agus, tampil sebagai pembicara dalam webinar adalah Manager Communication, Relation and CID Pertamina Hulu Indonesia Dony Indrawan, Manager Kemitraan Pertamina Rudi Ariffianto, Pemred Dunia Energi Dudi Rahman dan Pendiri Yayasan Kumala Abah Dindin.

Menurut Agus, desain program TJSL PLN erat kaitannya dengan visi menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara dan pilihan utama pelanggan untuk solusi energi. PLN juga mengusung misi menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. Kemudian, menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi, serta menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

“Mengintegrasikan bisnis perusahaan dengan kepentingan pemangku kepentingan, yang sekarang disebut sebagai creating share value (CSV). Dalam menjalanlkan TJSL kami juga menggunakan standar internasional,” ungkap Agus.

Ia mengatakan, adopsi CSV terintegrasi di PLN melibatkan masyarakat. Model bisnis terintegrasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, seperti program mengelola sampah dan FABA.

“Dari program CSR yang ingin dipublikasikan PLN adalah output program, dampak, sasaran, lalu testimoni dari penerima manfaat itu sendiri. Ini yang menjadi pesan kunci PLN dalam memberikan edukasi ke masyarakat,” kata Agus.

Sejak 2021, lanjut Agus, PLN telah mencoba mengukur dampak dari program CSR melalui pendekatan kuantitatif. Dalam membuat program CSR, PLN melibatkan local hero. Serta ada hand over dan exit strategy. Di Tanjung Jati misalnya, local hero setempat dikirim ke wilayah lain untuk kemudian disesuaikan dengan kearifan lokal wilayah tersebut.

“Contoh real-nya FABA, yang kita dorong adalah berapa penghematan yang bisa dilakukan masyarakat, berapa UMKM yang bisa kita bina,” kata Agus.(RA)