JAKARTA – PT PGN Tbk, Subholding Gas Pertamina menyiapkan alokasi biaya investasi atau Capital Expenditure (Capex) mencapai US$338 juta untuk tahun 2025. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan realisasi penggunaan capex sepanjang tahun 2024 yakni sebesar US$258 juta.

Rosa Permata Sari, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, menjelaskan dana sebesar itu akan membiayai delapan program strategis PGN. Pertama adalah dengan meningkatkan akses ke pelanggan melalui pembangunan infrastruktur terutama untuk pelanggan komersial dan industri di Jawa dan Sumatera (Pipanisasi gas termasuk tambahan pasokan JTB). kemudian meningkatkan fasilitas retail CNG dan LNG.

Customer Attachment dan kemudian baik jargas maupun juga industri dan juga hotel, restoran ya,” kata Rosa dalam sesi diskusi dengan awak media, Selasa (11/3).

Selanjutnya yang kedua adalah pembangunan infrastruktur dan distribusi gas bumi. Pipa gas Tegal-Cilacap, pipa WNTS-Pemping dan Kawasan Industri (KIK Kendal). Program stratefis ketiga adalah menggarap proyek jaringan gas (Jargas) di wilayah Jawa dan Sumatera. Ikut membangun infrastruktur pipa dan BBM. Salah satunya adalah Pipa minyak Cikampek-Plumpang untuk mengalirkan BBM dari TBBM Cikampek ke TBBM Plumpang. “Kita akan meneruskan proyek jargas. Dan kemudian kami juga ada satu infrastruktur BBM, Plumpang, yang juga akan berjalan dan ditargetkan on-stream di 2027,” ungkap Rosa.

Capex PGN tahun ini juga dialokasikan untuk kebutuhan bisnis di hulu migas. Eksplorasi sumur migas dilakukan di Blok Pangkah, Ketapang dan Fasken. PGN juga akan mengajukan PSC Extension WK Muara Bakau dan pengembangan aset WK Muriah.

Selain itu PGN akan makin serius terjun ke bisnis LNG Trading & Services. Salah satu fasilitas yang akan dikembangkan berada di Arun, Aceh. Lalu bisnis LNG Trading, LNG Hub & Storage, LNG Bunkering untuk BBM di sektor maritim. PGN juga mulai melakukan inisiatif untuk memanfaatkan CNG dan LNG untuk memenuhi kebutuhan gas bagi smelter dan pembangkit listrik. “Anak usaha PGN yaitu Gagas juga saat ini menggunakan CNG Clustering untuk masuk ke pelanggan-pelanggan komersial. Terakhir, Bisnis Rendah Emisi Pengembangan Biomethane dan Gas Derivatives,” kata Rosa.