SEMARANG – PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS), Subholding Gas Pertamina melakukan penguatan security awareness maupun implementasi dalam sistem keamanan untuk menjaga kehandalan seluruh infrastrukur gas bumi yang termasuk sebagai Objek Vital Nasional (Obvitnas).

Mirza Mahendra, Direktur Teknologi dan Lingkungan Migas, security awareness sebagai salah satu wujud implementasi dari substansi Sistem Manajemen Keselamatan Migas, dimana salah satu substansi Sistem Manajemen Keselamatan Migas (SMKM) yaitu adanya sistem manajemen pengamanan berbasis Peraturan Polri Nomor 7 Tahun 2019.

Dia menilai kesadaran akan pengamanan fasilitas Infrastruktur gas sangat penting bagi PGN memiliki dan mengoperasikan 95 % dari pipa di industri hilir gas bumi nasional, termasuk Jaringan Gas (Jargas). PGN sendiri memiliki pembangunan jaringan gas rumah tangga (jargas), dimana untuk tahun 2022 ini PGN menargetkan 400.000 SR.

Achmad Muchtasyar, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, menjelaskan program jargas diharapkan dapat berkontribusi pada penghematan Devisa dari pengalihan gas LPG yang sebagian besar bahan bakunya masih impor dari negara lain.

“Dalam jangka menengah, program ini sekaligus upaya untuk mengisi masa transisi menuju energi bersih atau energi baru terbarukan yang sudah menjadi komitmen global,” jelas Achmad.

Achmad juga menegaskan bahwa PGN terus menerapkan aspek-aspek keamanan mengingat sebagai satu entitas bisnis bergerak pada sektor pengelolaan migas, sehingga kegiatan bisnis PGN memiliki risiko operasional yang tinggi.

Saat ini, PGN Group mengoperasikan 11.142 KM pipa transmisi dan distribusi gas bumi untuk melayani 759.371 pelanggan yang terdiri dari 754.998 rumah tangga, 2.504 industri dan komersial, serta 1.869 pelanggan kecil di 63 kabupaten/ kota.

Anak Perusahaan maupun afiliasi juga mengelola infrastruktur bisnis lainnya yaitu storage dan regasifikasi LNG melalui FSRU di lepas pantai Lampung dan Laut Jawa, LNG Hub di Arun, Filling Station dan Cargo Dock LNG, trucking LNG maupun CNG, mother station CNG, SPBG, MRS jargas, serta stasiun pengatur dan pembagi gas bumi, serta berbagai infrastruktur penunjang gas bumi lainnya di berbagai wilayah.

“Walaupun situasi dan kondisi keamanan kegiatan usaha PGN secara umum dalam kategori aman dan terkendali, tetap terus menerus melakukan upaya pre-emtif dan preventif untuk meminimalkan potensi gangguan keamanan, baik gangguan sosial, ketertiban, maupun kejahatan,” jelas Achmad.

Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara PGN, Polri, TNI, dan masyarakat dalam upaya mencegah gangguan keamanan terhadap asset PGN Group berupa instalasi dan jaringan yang terkait kegiatan usaha bisnis perusahaan.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang turut mengambil peran dalam mengamankan asset gas bumi PGN. Dengan penguatan sistem keamanan seluruh asset infrastruktur gas bumi, menunjukan bahwa PGN berupaya secara sunguh-sungguh untuk merealisasikan peran strategis utilisasi gas bumi sebagai agen pembangunan dan lokomotif pendorong perekonomian nasional,” ujar Achmad.

Brigjen. Pol Suhendri, Dirpamobvit Korsabhara Baharkam Polri menyatakan PGN telah menjadi contoh sebagai pengelola obvitnas dalam implementasi Sistem Manajemen Pengamanan. (RI)