MAKASSAR – Pemanasan global (global warming) diyakini menjadi permasalahan serius yang menjadi tanggung jawab semua elemen. Dalam menghadapi isu global warming harus ada kerja sama dari semua elemen, masyarakat, pemerintah dan korporasi.

“Ini isu yang sudah menjadi krisis global. Kita harus mencari solusi energi yang lebih ramah lingkungan. Korporasi swasta pun tidak bisa tutup mata ataupun berpangku tangan, karena kita berkontribusi pada emisi yang merusak lingkungan. Kami ingin semua elemen menyamakan visi men-drive perubahan ini,” kata Febriany Eddy, Deputi Chief Executive Officer PT Vale Indonesia Tbk, dalam acara Simposium Keberlanjutan “Energi Terbarukan Untuk Masa Depan Kita” yang di gelar di Makassar, Jumat (10/1).

Menurut Febry, dari sisi pemerintah sangat perlu membuat kebijakan-kebijakan yang memang mendukung pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Kalangan civitas akademika juga dapat turut berkontribusi melalui riset, karena pengembangan EBT masih memerlukan dukungan teknologi yang memadai.

“Dari pihak korporasi swasta juga harus berkontribusi. Terutama Vale yang bergerak di bidang pertambangan, tidak bisa dipungkiri aktivitas operasi kita membawa dampak lingkungan sehingga perusahaan pertambangan harus memiliki komitmen jauh lebih tinggi dari perusahaan-perusahaan lain terhadap lingkungan,” ujar Febry.

Dia menjelaskan, sejak 1970-an operasional bisnis Vale ditopang dengan adanya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang menjadi sumber energi.

Febry menekankan, Vale Indonesia juga tetap mengedepankan inisiatif-inisiatif terkait pertambangan berkelanjutan. “Tujuan kami adalah mensharing ide-ide dan semua kegiatan yang kami lakukan sehingga jika ini bisa bermanfaat dan bisa ditiru perusahaan lain alangkah baiknya. Kita semua harus ingat bahwa bumi ini adalah titipan anak cucu kita bukan warisan nenek moyang jangan sampai apa yang kta lakukan hari ini mengganggu dan menjadi derita anak cucu kita,” tandas Febry.(RA)