JAKARTA – Para perusahaan batu bara dibawah koordinasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang tergabung dalam Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) patungan mengumpulkan dana tanggap darurat wabah virus Corona atau Covid-19.

Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi Layanan Publik dan Kerja sama Kementerian ESDM, menuturkan ada dua cara bantuan yang dilakukan oleh APBI-ICMA dalam memberikan bantuan. “Pertama, diserahkan secara mandiri oleh perusahaan, yang kedua, dikumpulkan melalui rekening penggalangan dana APBI Peduli,” ujar Agung di Jakarta, Rabu (1/4).

Agung menuturkan hingga Selasa (31/3), total keseluruhan yang diberikan anggota APBI mencapai lebih dari Rp540 miliar.

Adapun donasi yang disumbangkan oleh perusahaan-perusahaan pertambangan batubara yang tergabung dalam APBI, selain sumbangan dari Adaro sebanyak Rp20 miliar, Bakrie Group (PT KPC & PT Arutmin Indonesia) juga menyumbangkan lebih dari Rp40 miliar.

“Di samping itu, beberapa perusahaan pertambangan batubara anggota APBI seperti PT Berau Coal, PT Borneo Indo Bara dan PT Manggala Alam Lestari yang tergabung dalam grup usaha Sinar Mas, turut berkontribusi dalam memberikan bantuan sebesar Rp 500 miliar yang disumbangkan melalui Kadin & Yayasan Budha Tzu Chi,” jelas Agung.

Hendra Sinadia, Direktur Eksekutif APBI, mengungkapkan, Indika Group juga memberikan donasi langsung kepada Gugus Tugas dan Yayasan Benih Baik Indonesia sebesar Rp1 miliar.

“Sedangkan yang dikumpulkan melalui penggalangan dana APBI sejauh ini dari Jembayan Muarabara Rp100 juta dan Bahari Cakrawala Sebuku Rp50 juta, dan beberapa perusahaan lain juga akan segera menyampaikan konfirmasi bantuannya,” jelas Hendra.

APBI-ICMA masih terus melakukan proses pendataan perusahaan batubara yang memberikan bantuan terkait penanggulangan Covid-19 di Indonesia.

“Anggota perusahaan kami berjumlah 160 dan kami masih terus mendata perusahaan anggota yang memberikan bantuan dan kontribusi. Kami akan terus memberikan update perihal bantuan anggota APBI-ICMA untuk penanggulangan Covid-19 di Indonesia,” jelas Hendra. (RI)