JAKARTA – Sebanyak 10 mitra binaan PT Pertamina (Persero) siap berlaga pada Final Fitching Day menuju juara dan best innovation awardee di ajang Pertapreneur Aggregator. Mitra binaan unggulan yang berasal dari 200 UMK yang telah melewati proses kurasi sangat ketat dari 200 lebih peserta UMK Academy 2022.

Mereka adalah Sathya Narayana (Denara Duta Mandiri), Nurhayati Aisyah (Asia Garment Internasional), Putu Wilas (CV Natural Bali Kulkul), Intan Anastasia Amsyah (Hitara Black Garlic), Bambang Tri Mulyono (Mbah Hardjo), Ismail Marzuki (Bali Honey Republic), Agung Setiawan (CV Woodeco Indonesia), Meeta A Fauzan (CV Aamira), Ni Made Roni (Made Tea) dan Wayan Putri Antara (CV Bali Ayu Shop).

“Sebanyak 10 mitra binaan ini merupakan pemenang babak semifinal yang diikuti 50 peserta. Babak final akan diselenggarakan awal Desember nanti,” tutur Manager Small Medium Enterprise & Partnership Program (SMEPP) Pertamina Rudi Arifianto, di Jakarta, Senin (31/10/2022).

 

Nama Peserta  Nama UMK Bidang Bisnis Lokasi
Sathya Narayana Denara Duta Mandiri Industri kosmettik body care dan spa product Bali
Ismail Marzuki Honey Republic Lebah dan pebisnis madu dengan brand Bali Honey Bali
Bambang Tri Mulyono Bakmi Jawa Mbah Hardjo Pengalengan makanan tradisional Yogyakarta
Nurhayati Aisyah Sam PT Asia Garment Internasional Sarung pantai, beachwear dan aksesoris dengen merk Bali Sarong Bali
Intan Anastasia Amsyah CV Hitara Cipta Selaras Pengolahan back garlic Jawa Barat
Ni Putu Ayu Wilasmini CV Natural Bali Kulkul Garam Bali dan kakao organis Bali
Ni Made Roni Made Tea Herbal botanical Bali
Wayan Putri Antari CV Bali Ayu Shop Produksi VCO (Virgin Cocconut Oil) Bali
Meeta Fauzan CV Aamira Busana muslim Jawa Barat
Agung Setiawan CV Woodeco Indonesia Wood panel Yogyakarta

 

Pertamina melalui SMEPP untuk mendorong pelaku usaha mikro kecil (UMK) berkolaborasi untuk meningkatkan kapasitas terutama daya saing di pasar global. Melalui Program Pertapreneur Aggregator, disediakan ruang bagi UMKM mitra binaan untuk memiliki entrepreneurial mindset, inovasi, daya saing dan kolaborasi guna mempercepat pertumbuhan UMK dan menjadi UMK yang unggul.

Menurut Rudi, pemenang program Pertapreneur Aggregator akan mendapatkan sertifikat dan benefit senilai ratusan juta rupiah. “Mereka akan mendapatkan pendampingan selama satu tahun ke depan dan diikutkan dalam eksebisi atau pameran di dalam dan luar negeri,” katanya.

Dia menambahkan para jawara Pertapreneur Aggregator dan fasilitas untuk meningkatkan ekspor melalui pameran business to business internasional Trade Expo  Indonesia (TEI) akan diberikan kepada UMK untuk meningkatkan kapasitasnya. Penetrasi pasar akan dilakukan melalui ExportHub.id yang terkoneksi dengan Alibaba.com. “Negara mana lagi membutuhkan barang apa UMK nanti bisa memberikan penawaran,” katanya.

Eka J Budiman, Executive Facilitator MarkPlus Institute, menilai program Petrapreneur Aggregator sangat menarik. Dia sangat mendukung Pertamina dalam menjalankan program-program semacam ini karena hasilnya pasti akan membantu UMK.  “UMK memang mampu untuk bangkit dan secara bersamaan membantu wilayahnya. UMK lainnya yang belum mampu.  Juga pemberdayaan tenaga kerja di wilayah masing-masing yang akan juga menggerakan ekonomi wilayahnya,” kata dia.

Disamping itu, Eka melihat beberapa peserta Pertapreneur Aggregator kreatif sekali dalam mencari ide untuk program ini. “Saya mendukung program-program semacam ini dijalankan Pertamina karena membawa efek positif langsung ke UMK dan juga ke ekonomi Indonesia secara umum,” tambahnya.

Selain itu, kata Eka, persoalan yang harus ditingkatkan adalah kemampuan digital marketing (sosial media, dan lain-lain), branding dan positioning untuk membuat brand mereka dikenal dan terposisikan di benak konsumen atau calon konsumen, team marketing serta market intelligence. “UKM juga butuh data pasar, data kompetitor, data kastemer, dan lain-lain. Apabila hal-hal itu dapat dibenahi UMK Indonesia dapat berkiprah atau menembus pasar global,” tuturnya.

Terkait para peserta Pertaprenur Aggregator yang lolos babak semifinal, Eka melihat beberapa UMK sudah mampu melakukan presentasi dengan bagus, penuh dengan data-data konsumen dan kajian pasar. ”Beberapa mitra binaan bahkan sudah punya jaringan network sendiri saat ini. Beberapa mitra memang lebih terlihat siap menjadi aggregator dibanding peserta lainnya. Namun overall peserta bagus dan memang terpilih dengan baik,” ungkapnya. (RI)