JAKARTA – Pemerintah meminta PT Pertamina (Persero) meningkatkan inisiatif dalam berinvestasi, terutama untuk kegiatan eksplorasi. Meskipun sebagai perusahaan negara, Pertamina tidak bisa terus mengandalkan blok-blok yang telah habis masa kontrak atau terminasi.

“Jadi jangan hanya menunggu blok produksi yang sudah jatuh tempo, lalu nanti diteruskan mereka,” kata Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) disela Indonesia Petroleum Association (IPA) 43rd Convention & Exhibition 2019 di Jakarta, Rabu (4/9).

Jonan meminta Pertamina lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam melakukan eksplorasi dengan menerapkan berbagai teknologi terbaru. Hal tersebut jadi keharusan lantaran pencarian untuk menemukan cadangan migas tidak bisa dilakukan hanya di blok-blok yang sudah tua.

“Pertamina harus mempunyai semangat. Harus melakukan eksplorasi dengan sungguh-sungguh. Kalau di hulu migas, kalau anda mau bikin terobosan yang besar, mau ekspansi yang besar di bisnis itu harus melakukan eksplorasi sendiri,” ungkap Jonan.

Dalam beberapa tahun terakhir baru ada dua blok baru yang dikelola Pertamina melalui mekanisme lelang yang ditawarkan oleh Kementerian ESDM, yakni Blok Maratua dan Blok West Ganal.

Blok Maratua adalah blok yang ditawarkan dalam skema penawaran langsung, artinya Pertamina telah terlebih dulu mengajukan joint study untuk mengkaji potensi di blok tersebut.

Pertamina berhak menjadi pengelola dengan bonus tanda tangan sebesar US$2 juta dengan total komitmen pasti selama tiga tahun sebesar US$5,75 juta untuk studi G&G dan seismik 3D 500 km2.

Untuk blok West Ganal, Pertamina bermitra dengan Eni Indonesia Limited dan Neptune Energy West Ganal B.V.(RI)