JAKARTA- PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan minyak dan gas bumi terus beradaptasi dalam mengikuti transisi energi global (global energy transition). Salah satunya adalah kebijakan Pertamina menetapakan bahwa akan ada penurunan penggunaan minyak bumi yang akan terjadi pada 2035.

“Dari sekarang sekitar 35%akan menjadi 24%, dan energi baru terbarukan akan meningkat menjadi 35%,” kata Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, dalam Green Energy: Climate Change and Energy to Survive, Kamis (28/1).

Nicke yang hadir sebagai salah satu pembicara memaparkan, dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Pertamina telah membuat 10 agenda yang berkaitan dengan kilang, yakni mengonversi kilang yang ada menjadi kilang ramah lingkungan (green refining) dengan memproduksi petrokimia, yang permintaannya juga meningkat.

Sementara itu, terkait dengan gas sebagai transisi energi, Nicke menjelaskan portofolio Pertamina di gas cukup besar, dan di dalam agenda RJPP Pertamina porsi pemanfaatan gas juga ditingkatkan, baik di hulu dan hilir, maupun infrastruktur.

“Ada tiga pemanfaatan gas yang sudah kami lakukan, yakni gas untuk transportasi, rumah tangga, dan industri,” ucap Nicke.

Terkait pemanfaatan gas untuk rumah tangga, menurut Nicke, pemerintah mempunyai target membangun 30 juta jaringan gas pada 2050. Hal tersebut untuk menggantikan LPG yang masih banyak impor.

“Porsi terbesar yang diharapkan itu untuk industri. Oleh karena itu, kami terus mengembangkan teknologi pemanfaatan gas tersebut, sehingga bisa ditingkatkan mencapai 10,5 mmscfd pada 2050,” ujar Nicke seperti dikutip dari laman perseroan.

Tak hanya itu, Nicke menambahkan, pemanfaatan gas yang paling penting adalah membangun infrastruktur upstream maupun downstream, yaitu regasifikasi dari Liquified Natural Gas (LNG). Pertamina tidak bisa hanya mengandalkan gas alam, dan harus siap dengan opsi menggunakan LNG dan inilah rencana pengembangan infrastruktur yang dicanangkan oleh Pertamina grup baik itu di Floating Storage Regasification Unit (FSRU) maupun untuk pipanisasi.

“Untuk EBT (energi baru terbarukan), seluruh kilang Pertamina telah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya. “Demikian juga Solar Rooftop yang akan dipasang di SPBU dan kilang Pertamina di seluruh Indonesia yang akan selesai tahun ini sehingga porsi dari EBT di dalam bauran energi internal Pertamina akan meningkat,” katanya. (DR)