JAKARTA – Rencana keterlibatan PT Pertamina (Persero) dalam proyek Abadi Gas Masela dinilai positif karena dengan posisi Pertamina sebagai Badan Usaha MiliK Negara (BUMN) maka bisa memberikan kepastian penyelesaian proyek.

Tumbur Parlindungan, praktisi migas yang juga mantan presiden Indonesia Petroleum Association (IPA), mengungkapkan keterlibatan Pertamina cukup krusial karena kehadiran BUMN pasti mau tidak mau negara juga terlibat. Itu bisa memberikan kepastian dalam suatu proyek.

“Ini yang diharapkan agar proyek Masela bisa berjalan. Dengan adanya BUMN, diharapkan adanya support yang penuh dari Pemerintah dan kepastian hukum dari project tersebut semakin baik,” kata Tumbur kepada Dunia Energi belum lama ini.

Dia menyatakan, BUMN dan pemerintah dapat saling mengisi di proyek Masela. Pertamina tentu akan mendukung target pemerintah yang ingin meningkatkan produksi migas. Sementara pemerintah juga akan mendukung BUMN, karena BUMN tidak boleh mengalami kerugian.

“BUMN mensupport program Pemerintah dan Pemerintah akan menjaga agar BUMN tidak mengalami kerugian apabila ada perubahan regulasi,” ujar Tumbur.

Seperti diketahui, proyek abadi gas Masela belakangan kembali terdengar lantaran adanya rencana Pertamina untuk akuisisi hak partisipasi atau Participating Interest (PI) yang akan dilepas oleh Shell.

Mitra dari Inpex di blok Masela itu sudah memilih untuk tidak lagi garap proyek Masela. Target penyelesaian proyek Masela sendiri berpotensi molor, paling cepat selama dua tahun. Hal itu lantaran adanya pergantian mitra Inpex serta ada tambahan penerapan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) yang diperkirakan menelan tambahan biaya sebesar US$1,4 miliar.

Menurut Tumbur tanpa adanya BUMN, current project owner masih mempunyai risiko yang tinggi apabila terjadi Perubahan regulasi atau adanya Campur tangan pihak lain atau pemerintah yang akan membuat perubahan keekonomian yang significant.
“Seperti perubahan dari offshore LNG ke onshore LNG,” ungkap Tumbur.

Pertamina jadi kandidat terkuat untuk mengambil alih PI yang dimiliki Shell setelah mendapatkan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo agar proyek Masela segera berlanjut.

Sementara itu, Arifin Tasrif, Menteri ESDM, mengungkapkan meskipun belum ada kesepakatan apapun namun pihak Inpex menyambut positif rencana ikut terlibatnya Pertamina di Masela. “Sama Pertamina mau banged (Inpex),” ujar Arifin.

Sebelumnya Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengungkapkan pihak Inpex menjanjikan proses akuisisi bisa selesai pada tahun ini. “Inpex janjikan closing tahun ini,” kata Dwi saat ditemui di Nusa Dua, Bali beberapa waktu lalu. (RI)