JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menandatangani Amandemen Nota Kesepahaman (Amendment of Memorandum of Understanding/MOU) dengan Sonatrach, perusahaan migas Algeria. Selain memperkuat kerja sama kedua perusahaan di bidang eksplorasi dan produksi migas, MOU juga mencakup upaya dekarbonisasi termasuk potensi kerja sama pengembangan CCS (Carbon Capture & Storage)/CCUS (Carbon Capture Utilization & Storage), serta potensi penggunaan energi ramah lingkungan seperti Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) PT Pertamina (Persero) A. Salyadi Saputra dan Direktur Pengembangan Bisnis & Pemasaran Sonatrach Ferhat Ounoughi, disaksikan oleh Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan Direktur Utama PT Pertamina Internasional EP (PIEP), di Kantor Pusat Sonatrach, Rabu 20 Desember 2023 waktu setempat.

Salyadi Saputra, Direktur SPPU PT Pertamina (Persero), menjelaskan, MOU ini merupakan amandemen dari MOU sebelumnya yang telah ditandatangani tahun 2021. Pada amandemen ini, dilakukan perpanjangan kerja sama kedua pihak, yakni hingga tahun 2025.

“Amandemen MOU Pertamina dan Sonatrach menunjukkan keseriusan Pertamina menggarap lapangan di luar negeri dan ekspansi bisnis di panggung dunia,” jelas Salyadi, Kamis (21/12).

Penandatanganan amandemen MOU ini akan lebih memperkuat hubungan kedua belah pihak setelah sebelumnya pada tanggal 15 Juni 2023 melakukan penandatanganan kontrak baru pengelolaan blok migas 405A. ‘’Dengan momentum ini diharapkan semakin banyak peluang kerja sama pengelolaan blok migas yang bisa didapatkan oleh Pertamina dan melanjutkan kolaborasi dan sinergi antara Pertamina dan Sonatrach untuk mengupayakan kolaborasi yang terintegrasi baik dari Upstream hingga Downstream serta energi baru dan terbarukan,’’ ujar Salyadi.

Pertamina tertarik dengan kemungkinan kemitraan melalui blok eksplorasi dan eksploitasi bersama Sonatrach dan menantikan peluang tersebut. Tidak hanya di Blok 405A tetapi juga di wilayah lain di sekitarnya yang memiliki potensi migas.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Usaha hulu migas Pertamina di luar negeri dilakukan oleh PIEP yang berada di bawah Subholding Upstream Pertamina. PIEP mengelola aset-aset internasional, dengan fokus utama mengakuisisi dan mengelola lapangan migas serta mencari sumber-sumber migas di berbagai negara. Tujuannya, untuk pemenuhan kebutuhan migas domestik serta mendukung ketahanan energi nasional.

Hingga saat ini, PIEP telah memiliki aset lapangan migas luar negeri yang tersebar di 12 negara yaitu Algeria, Malaysia, Irak, Prancis, Italia, Namibia, Tanzania, Gabon, Nigeria, Kolombia, Angola, Venezuela.

‘’Pertamina melalui PIEP ingin terus meningkatkan investasi migas di Algeria, karena Algeria dianggap sebagai prioritas untuk tumbuh karena kami sudah mempunyai footprint. Kerja sama ini juga merupakan peluang untuk membuka nilai bisnis Algeria termasuk sinergi dengan peluang masa depan lainnya untuk terus berkembang,’’ pungkas Fadjar.

Di Algeria, PIEP bersama mitranya, Sonatrach dan Repsol Exploracion 405A SA mengelola blok Menzel Lejmat Nord (MLN) di Blok 405A dan sembilan bidang lainnya yang mencakup unitisasi Ourhoud dan El Merk. Blok 405A ini berpotensi menghasilkan produksi puncak sebesar 36.000 BOEPD. (RI)