JAKARTA – PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading Pertamina menyampaikan bahwa sepanjang triwulan 1 2025, konsumsi BBM subsidi yaitu Biosolar dan Pertalite masih sesuai dengan kuota yang ditetapkan oleh Pemerintah. Kekhawatiran akan jebolnya kuota sempat timbul akibat meningkatnya pembelian Pertalite pasca terkuaknya kasus dugaan korupsi tata kelola minyak pada Februari lalu.
Masyarakat sempat berbondong-bondong lebih memilih Pertalite ketimbang Pertamax yang ikut disebut-sebut jadi objek dalam kasus tersebut.
Heppy Wulansari, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, menyatakan bahwa upaya menuju subsidi tepat terus dilakukan Pertamina Patra Niaga, diantaranya melalui pendataan pengguna BBM Subsidi melalui QR code.
“Penyaluran energi subsidi triwulan pertama 2025 masih berada dalam koridor kuota yang ditetapkan pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi dilakukan secara efisien dengan tren konsumsi yang terkendali melalui sistem pencatatan transaksi pada QR Code Program Subsidi Tepat,” ujar Heppy dalam diskusi bersama awak media, Rabu malam (7/5).
Adapun untuk realisasi penyaluran BBM subsidi hingga akhir Maret 2025 untuk Pertalite sebesar sebesar 6,84 juta KL atau 21,9% dari kuota 2025. Sedangkan, realisasi Solar JBT mencapai 4,19 juta KL atau 22,9% dari kuota 2025.
“Pertamina Patra Niaga terus memastikan penyaluran energi subsidi dilakukan secara tepat sasaran melalui penggunaan QR Code sesuai dengan ketentuan pemerintah. Kami juga terus berkoordinasi dengan instansi terkait seperti BPH Migas, Pemerintah Daerah, Disperindag setempat, dan Aparat Penegak Hukum untuk menjaga ketersediaan energi nasional serta mencegah potensi penyimpangan distribusi,” jelas Heppy. (RI)
Komentar Terbaru