JAKARTA – PT Pertamina (Persero) dan Petronas dikabarkan telah menjalin kata sepakat untuk bekerjasama masuk ke proyek Masela dengan mangakuisisi Hak Partisipasi atau Participating Interest (PI) Shell sebesar 35%.

Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan signal positif telah terlihat dengan sudah adanya kesepakatan antara para calon kontraktor pengganti Shell.

“Mereka (Pertamina-Petronas) bareng, untuk ambil 35%. Sekarang sudah ada kesepakatan juga,” kata Tutuka ditemui di komplek parlemen, Selasa (4/4).

Tutuka memang belum bisa membeberkan skema kerjasama kedua perusahaan itu lebih lanjut karena saat ini keduanya sedang mempersiapkan tahap akuisisi PI selanjutnya. Namun demikian menurut dia salah satu hal yang harus dipersiapkan kedua perusahaan baru di proyek Masela adalah kesiapan para kontraktor untuk mengimplementasikan teknologi Carbon Capture Storage (CCS).

“Harus mengikuti POD (Plan of Development) dulu dong itu kan harus disepakati sama SKK Migas. harus ikuti itu dulu. Harus masukkan CCS,” ujar Tutuka.

Hingga saat ini, jadwal produksi Blok Masela belum mengalami perubahan yaitu tahun 2027. Namun demikian, Inpex sebagai operator mengajukan perubahan rencana pengembangan lapangan (PoD). sehingga bisa terjadi perubahan target. Pihak Inpex sendiri pernah menyatakan jadwal produksi blok Masela bisa mundur 2-3 tahun. Salah satu alasan revisi PoD adalah rencana penerapan teknologi carbon capture untuk menekan emisi Blok Masela.

Blok Masela merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang hak partisipasinya dipegang oleh Inpex dan Shell. Namun Shell kemudian menyatakan keinginan untuk melepas hak partisipasinya. di Lapangan Abadi, sehingga harus dicari penggantinya. Sebelum menarik diri dari Blok Masela, Shell menguasai 35% saham participating interest (PI). Sisanya dikuasai Inpex sebesar 65%

Investasi di Blok Masela butuh dana besar. Pada POD awal, nilai investasinya diestimasikan mencapai US$19,8 miliar dengan kapasitas fasilitas LNG mencapai 9,5 Metrik Ton Per Annum (MTPA) atau setara 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) serta gas pipa mencapai 150 MMscfd. Selain itu, Blok Masela diproyeksi menghasilkan kondensat 35 ribu barel per hari. Terbaru, investasinya diperkirakan bakal membengkak antara US$1,3-US$1,4 miliar untuk membiayai penerapan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). (RI)