BANDUNG – Pemerintah menargetkan pembicaraan akuisisi hak partisipasi atau Participating Interest (PI) Shell di Blok Masela oleh PT Pertamina (Persero) bisa rampung pada tahun ini. Salah satu syarat utama untuk mencapai kesepakatan adalah kepastian nilai akuisisi PI.

Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas), mengungkapkan Pertamina harus menemukan kesepakatan dengan Shell untuk bisa masuk ke proyek Masela. Menurut dia, Shell sudah memiliki basis nilai yang minimal yang wajid disiapkan oleh Pertamina. Nilai tersebut merupakan total dana yang telah digelontorkan perusahaan selama menjadi mitra Inpex di Masela.

“Kalau ada yang masuk pertama, dilihat negosiasi dengan Shell. Mereka mau lepas berapa? Ada cash out  mereka (Shell). Apakah Shell melepas PI dengan mengganti saja (dana) yang sudah dikeluarkan? Ini strategi Shell juga. Pertamina negosiasi dengan Shell. SKK Migas memonitor dan memberikan arahan agar Shell menjual dengan harga tidak berlebihan. Biar (proyeknya) jalan. Kami surati mereka agar mendukung divestasi berapa. Sekitar US$1,4 miliar sudah dikeluarkan Shell,” kata Dwi, saat ditemui di Bandung, Selasa malam (4/10).

Dwi menjelaskan salah satu basis negosiasi antara Pertamina dan Shell juga saat ini sedang dilakukan. Pertamina, kata dia, tengah melakukan studi data room Blok Masela. Dia berharapkan bulan ini pelaksanaan studi bisa rampung baru kemudian diputuskan berapa persen PI yang disanggupi atau akan diambil oleh Pertamina.

“Pertamina sudah lihat data room untuk melakukan studi. Oktober ini selesai. Next-nya, challenge berapa persen kemampuan Pertamina, apakah 35% akan diambil semua atau tidak,” ujar Dwi.

SKK Migas  menargetkan pembahasan divestasi maupun penyeraham revisi rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) bisa selesai di tahun ini. Pihak Inpex, kata Dwi, juga memiliki kewajiban untuk segera mengeksekusi proyek Masela jika dan tidak melebihi batas waktu sejak PoD pertama dulu disetujui pada 2019.

“Inpex ada kewajiban, kalau mitra bermasalah ini tidak boleh terbengkalai . Hulu migas tugasnya lead (operator) dia ini harus biayai sendiri dulu,” tegas Dwi.

Sementara itu, Arifin Tasrif, Menteri ESDM, sebelumnya pernah mengungkapkan meskipun belum ada kesepakatan apapun namun pihak Inpex menyambut positif rencana ikut terlibatnya Pertamina di Masela. “Sama Pertamina mau banget (Inpex),” ujar Arifin.

Investasi di Blok Masela butuh dana besar.  Pada POD awal, nilai investasinya diestimasikan mencapai US$19,8 miliar dengan kapasitas fasilitas LNG mencapai 9,5 Metrik Ton Per Annum (MTPA) atau setara 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) serta gas pipa mencapai 150 MMscfd. Selain itu, Blok Masela diproyeksi menghasilkan kondensat 35 ribu barel per hari. Terbaru, investasinya diperkirakan  bakal membengkak antara US$1,3-US$1,4 miliar untuk membiayai penerapan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). (RI)