JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menargetkan rencana pengembangan bisnis di luar negeri bisa terealisasi pada 2020.

Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan Pertamina memiliki keinginan untuk melebarkan sayap bisnis hulu di luar negeri.

“Target di luar negeri ada akuasisi baru, mungkin lebih fair, tapi belum bisa share,” kata Dharmawan saat ditemui di Jakarta, akhie pekan lalu.

Aset Pertamina di Aljazair menjadi salah satu yang dicanangkan untuk diperluas operasinya. Pertamina saat ini menjadi operator di Menzel Lejmat North (MLN) 1. Selain itu, Pertamina juga memiliki hak partisipasi di Lapangan Ourhoud, dan EMKK, yang merupakan bagian dari Blok 405a.

Pertamina mengincar untuk bisa mengelola sekaligus menjadi operator di MLN 2 yang posisinya berdekatan dengan MLN 1 yang saat ini sudah dikelola terlebih dulu.

“Ada area di sekelilingnya (MLN 1), itu mau kami propose untuk ekspansi,” ujar Dharmawan.

Menurut Dharmawan, saat ini Pertamina masih melakukan pembicaraan dengan Sonatrach, perusahaan migas negara Aljazair. “Kami masih nego dengan pemerintah Aljazair melalui Sonatrach, seperti Pertamina-nya sana,” jelasnya.

Pertamina mengelola aset di luar negeri melalui anak usahanya Pertamina Internasional EP yang saat ini beroperasi di 12 negara yakni di Irak, Algeria (Aljazair sebagai operator), Malaysia, Kanada, Kolombia, Perancis, Gabon, Italia, Myanmar, Namibia, Nigeria dan Tanzania.

Pertamina pada 2020 menganggarkan dana investasi sebesar US$7,8 miliar. Sebesar US$3,7 miliar diantaranya dialokasikan untuk sektor hulu, baik untuk kegiatan organik maupun anorganik. Kriteria blok migas yang diincar perusahaan adalah blok migas yang akan memasuki tahap produksi atau telah berproduksi.

Pertamina  tidak akan langsung mematok besaran hak partisipasi dalam akuisisi nanti. Keputusan besaran hak partisipasi akan ditetapkan setelah dilakukan kajian menyeluruh terhadap keekonomian blok tersebut.(RI)