JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui subholding upstream, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) akan kembali melanjutkan eksplorasi migas yang termasuk dalam Komitmen Kerja Pasti (KKP) Blok Jambi Merang pada tahun ini. Setelah eksplorasi di dalam laut sejak 2020,  maka tahun ini akan dimulai salah satu tahapan eksplorasi yakni survei Airborne Full Tensor Gradiometry (FTG). Proses pencarian cadangan hidrokarbon melalui udara ini yang pertama kali dilakukan Pertamina.

Medy Kurniawan, Direktur Eksplorasi PHE, mengungkapkan salah satu upaya Pertamina yaitu agresif mencari cadangan baru melalui aktivitas eksplorasi. Untuk mengawali aktivitas eksplorasi harus didahului dengan survei geofisika untuk membantu mendapatkan gambaran bawah permukaan bumi.

“Kami menyadari bahwa untuk keberlangsungan perusahaan, kami harus aktif dan masif melakukan eksplorasi untuk menemukan cadangan baru,” kata Medy, Jumat (25/6).

Menurut Medy, sesuai dengan KKP PHE di Lapangan Jambi Merang PHE berkomitmen untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang telah diinisiasi selama tiga tahun berjalan baik di wilayah kerja Jambi Merang maupun di wilayah terbuka.

Untuk 2021, pelaksanaan KKP Jambi Merang di Wilayah Terbuka FTG akan dilaksanakan melalui survei FTG Cekungan Iwur-Akimeugah dan FTG Cekungan Bintuni-Salawati. “Serta survei seismik dengan menggunakan vibroseis untuk memetakan potensi sub volcanic play di Pulau Jawa,” ungkap Medy.

Dia menuturkan keseluruhan survei FTG di daerah frontier ini akan memiliki panjang lintasan sekitar 54.000 km dengan luas cakupan area kurang lebih 105.000 km2 dengan menggunakan pesawat Basler BT67 dan Twin Otter.

‘’Survei Airborne & Processing FTG di Wilayah Terbuka merupakan yang pertama kali dilakukan oleh Pertamina melalui salah satu anak perusahaan Subholding Upstream”, kata Medy.

Medy menjelaskan cara kerja FTG adalah dengan mengukur laju perubahan gravitasi ke segala arah medan yang disebabkan oleh geologi bawah permukaan. “Ini akan memetakan informasi yang dihasilkan oleh kontras kepadatan yang dihasilkan dari stratigrafi dan graphic perubahan struktural tanah,” ungkap Medy.

Dengan kecanggihan FTG ini, diharapkan dapat memetakan secara regional struktur bawah permukaan dan membantu mengoptimalkan desain survei seismic 2D dan diharapkan tujuan pemetaan survei seismic 2D dapat terpenuhi.(RI)