Steve McCarthy, Chief Geologists Agincourt Resources. (foto: dudi rahman/dunia-energi)

BATANGTORU- PT United Tractors Tbk (UNTR), melalui cucu usahanya, PT Agincourt Resources, mengoperasikan 13 anjungan pengeboran (drilling rig) sebagai bagian perusahaan dalam kegiatan eksplorasi lanjutan Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Pengeboran lanjutan ini adalah upaya Agincourt agar umur kandungan mineralnya bisa diperpanjang hingga 31 tahun ke depan.

Steve McCarthy, Chief Geologist Agincourt Resources, mengatakan Agincourt merencanakan program pengeboran eksplorasi pada 2019 bisa mencapai total 82.000 meter. Seluruh kegiatan operasi pengeboran itu didukung penggunaan helikopter agar tidak perlu membuka area hutan untuk meminimalkan dampak lingkungan. “Setelah kegiatan pengeboran selesai area tersebut juga akan direhabilitasi kembali,” katanya saat menjelaskan program eksplorasi lanjutan tambang Martabe kepada para editor senior dan editor in chief media nasional di Batangtoru, Rabu (21/8).

McCarthy juaga mengatakan, selain pengeboran, Agincourt tengah survei geofisika permukaan tiga dimensi di wilayah seluas 30 kilometer persegi. Survei tersebut bertujuan mengidentifikasi target pengeboran lanjutan untuk memperpanjang umur deposit mineral tambang Martabe hingga 2050 atau bahkan lebih lama lagi.

“Kami juga menyiapkan rencana eksplorasi regional. Namun, rencana ini belum bisa dilaksanakan saat ini karena menunggu izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” katanya.

 

Seluruh kegiatan eksplorasi di Tambang Emas Martabe saat ini didukung oleh 650 personil termasuk pegawai PT Agincourt Resources maupun kontraktor.

Agincourt tahun ini menyiapkan dana US$25 juta atau sekitar Rp 355 miliar untuk eksplorasi lanjutan tersebut. Per akhir Deember 2018, kandungan mineral tambang Martabe diperkirakan mencapai 8,1 juta ounces emas dan 69 juta ounces perak. Cadangan tersebut tersebar di enam area prospek. Namun dari enam area tersebut baru tiga yang sudah berproduksi yaitu Purnama Pit, Ramba Joring Pit dan Barani Pit. Tiga lainnya yaitu Uluala Hulu, Tor Uluala dan Horas Pit belum produksi.

Dari cadangan yang ada tersebut, Wakil Presiden Direktur dan CEO Agincourt Resources Tim Duffy memerkirakan umur deposit tambang emas Martabe mencapai 15 hingga 16 tahun. Dengan demikian, kegiatan eksplorasi lanjutan yang cukup agresif diperlukan untuk memperpanjang umur deposit tambang Martabe.

 

Berdasarkan laporan keterbukaan informasi United Tractors pada 24 Juli 2019, hingga semester I 2019, Agincourt membukukan penjualan 194 ribu emas setara ounces (GEOs). Penjualan tertinggi tercatat pada Maret 2019 sebesar 39 ribu GEOs. Untuk penjualan Juni tercatat sebesar 29 ribu GEOs. Tahun ini United Tractors memasang target penjualan emas sebesar 360 ribu ounces.

Pada 2018, Agincourt membukukan laba bersih US$166,79 juta, naik dibandingkan 2017 sebesar US$151,34 juta. Peningkatan pendapatan ditopang kenaikan pendapatan dari US$484,44 juta menjadi US$574,19 juta serta penurunan beban pokok penjualan (cost of goods sold/COGS) menjadi US$205,52 juta dari 2017 sebesar US$217,58 juta. Sementara itu, EBITDA mencapai US$270,7 juta, naik dari 2017 sebesar US$ 203,2 juta.

PT Agincourt Resources merupakan pengelola Tambang Emas Martabe, yang 95% sahamnya dikuasai PT Danusa Tambang Nusantara sedangkan sisanya 5% dipegang oleh BUMD milik pemda yaitu PT Artha Nugraha Agung (ANA). Dana Tambang Nusantara merupakan perusahaan terafiliasi Astra melalui kepemilikan PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Pamapersada Nusantara masing-masing 60% dan 40%. (DR)