JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengubah cara menjual blok minyak dan gas bumi (migas). Pasalnya, cara lama yang digunakan kurang efektif.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM, meminta jajaran Kementerian ESDM untuk lebih inovatif dalam menyajikan data. Selain juga pola kerja yg selama ini dilakukan harus diubah.

“Cara-cara lama terbukti kurang efektif dalam menjual blok-blok migas. Untuk itu, kita harus menemukan cara baru, sehingga yang dijual itu blok migas bukan menjual data,” kata Arcandra dalam seminar yang bertajuk “Berburu Lapangan Migas Baru di Indonesia di Jakarta, Kamis (15/11).

Menurut Arcandra, dalam menjual blok migas harus disediakan data berkaitan dengan potensi lapangan yang ditawarkan pada kontraktor. Selama ini, data yang ada hanya scientific tanpa pemasaran dan tidak menyebutkan potensi lapangan.

“Kalau penyajian data pakai cara lama, saya pesimistis ke depannya mendapatkan lapangan yang baru. Harapan saya komunitas geologi petroleum enggineer mampu mendistrup, sehingga ada cara-cara baru ada ide baru dalam penyampaian data-data blok migas,” kata dia.

Salah satu upaya sebenarnya sudah dilakukan, yakni dengan memberlakukan aturan baru akses data. Bagi perusahaan peserta lelang blok migas, pemerintah menetapkan tidak memungut biaya sepeserpun.

Dalam regulasi sebelumnya para peserta lelang blok migas yang sudah mengambil bid document atau dokumen penawaran diharuskan membayar untuk mengakses paket data migas di wilayah kerja tersebut. Biaya yang dikenakan bervariasi antar wilayah kerja tergantung ketersediaan data. Selama ini biayanya maksimal  US$80 ribu. Dengan kebijakan baru, biaya tersebut dibebaskan atau nol rupiah.(RI)