JAKARTA – Pemerintah merencanakan penyerapan bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel mencapai tiga juta kiloliter (KL) sepanjang tahun ini atau naik 300 ribu kiloliter (KL) dibanding penyerapan 2016. Dadan Kusdiana, Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, mengatakan penentuan volume biodiesel yang akan disubsidi dana sawit dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit ditetapkan setiap enam bulan, yaitu periode November-April dan Mei-Oktober.

“Untuk 2017, November 2016 – April 2017 menggunakan volume yang sama dengan 2016. Dengan volume per enam bulanan sebesar 1,5 juta KL, maka target 2017 akan berada di kisaran tiga juta KL untuk PSO (public service offering) dan PT PLN (Persero),” kata Dadan kepada Dunia Energi, Rabu (1/2).

Pada 2016, program pencampuran biodiesel 20 persen dengan BBM jenis solar (B20) menyerap 2,7 juta KL biodiesel. Target semula, 2,5 juta KL untuk PSO dan PLN. Dana sawit yang digunakan untuk program B20 tahun 2016 mencapai Rp 10,6 triliun.

Tahun ini BPDP Sawit mengalokasikan dana untuk program B20 sebesar Rp 9,6 triliun, lebih kecil dari tahun lalu. Jumlah tersebut didasarkan pada asumsi crude oil senilai US$50-60 per barel dan harga CPO US$650-750 per ton.

Artinya, subsidi per liter untuk biodiesel tahun ini lebih kecil dari tahun lalu. Subsidi biodiesel pada 2016 sebesar Rp 4.500-Rp5.500 per liter.
Sepanjang 2016 program B20 dari Kementerian ESDM mencatat penyerapan Iebih besar dari capaian 2014 (saat masih didukung subsidi APBN) yang sebesar 1,84 juta KL dan penyerapan 2015 (tanpa APBN) 0,56 juta KL.

Program pencampuran 20 persen biodiesel ke bahan bakar solar pada 2016 mencatat penghematan devisa US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 14,8 triliun. Produsen biofuel sawit juga telah berkontribusi melalui pajak PPN sebesar Rp 996 miliar.

Program B20 juga telah memberikan manfaat besar dalam bentuk pengurangan greenhouse gas emission (GHG) sekitar 4,49 juta ton COZe, utilisasi bahan bakar nabati berbasis produk dalam negeri 45,5 ribu barel per hari, menciptakan nilai tambah industri Rp 4,4 triliun dan penyerapan tenaga kerja (on-farm dan off-farm) 385 ribu orang.(RA)