SINGAPURA – Pembangunan infrastruktur gas bumi di Tanah Air memerlukan investasi yang besar. Dalam acara Spotlight on Indonesia di Singapura, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja menyatakan tidaknya diperlukan investasi sekitar US$22 miliar.

“Untuk meningkatkan minat investor berbagai cara sudah dilakukan pemerintah dan akan terus dilakukan seperti, penyederhanaan izin dan kemudahan-kemudahan,” katanya, Rabu.

Indonesia, kata dia, memiliki cadangan gas yang terseber di beberapa wilayah namun belum termanfaat karena terbatasnya infrastruktur yang menghubungkan antara pusat penghasil dengan pusat pengguna. Infrastruktur gas hanya ada di Sumatera, Jawa dan sebagian Kalimantan. “Untuk membangun infrastruktur gas di bagian barat dan timur Indonesia agar tidak hanya Pulau Jawa saja terang, kami memerlukan investasi US$22 miliar,” ujar Wiratmaja.

Dana sebesar US$22 miliar tersebut diperuntukan untuk pembangunan pipanisasi sebesar US$8,5 miliar, Liquid dan regasifikasi US$8 miliar, LPG US$1 miliar, stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) sebesar US$400 juta dan pembangunan jaringan gas kota sebesar US$2,5 miliar. Pembangunan infrastruktur gas bumi sangat diperlukan untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan yang diperkirakan pada 2019 akan mencapai 9,348 MMSCFD atau 1,1 kali dari kebutuhan saat ini.

Dalam Master Plan Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi, pada 2018 kebutuhan jaringan transmisi dan distribusi pipa gas bumi meliputi: Sumatera pipa transmisi sepanjang 1.661,3 kilomener dan pipa distribusi sepanjang 843 kilometer; Jawa 1.654 kilometer transmisi dan 1.224,15 kilometer distribusi; Kalimantan 1.975 kilometer transmisi dan 302 kilometer distribusi; Sulawesi 854 kilometer transmisi dan 100 kilometer distribusi. Sementara Natuna Timur membutuhkan jaringan 1.414 kilometer transmisi dan untuk Maluku serta Papua diperlukan jaringan pipa distribusi sepanjang 244 kilometer.

Kepada investor yang hadir Wiratmaja mengajak untuk berinvestasi di Indonesia khususnya pada pembangunan infrastruktur gas bumi. “Indonesia memiliki peluang yang banyak juga, tantangan untuk membangun infrastruktur, silakan datang ke Indonesia, saat ini kami sedang menyelesaikan regulasi yang menarik bagi investor agar tertarik menanamkan investasinya di Indonesia,” katanya.(LH)