JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menandatangani perjanjian jual beli LNG ke China untuk 2020 dengan Sinopec. Ini merupakan perjanjian jual beli LNG pertama yang dilakukan  PGN sejak menjadi subholding gas dibawah induk holding, PT Pertamina (Persero).

Syahrial Mukhtar, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN,  mengatakan  Sinopec meminta pasokan enam kargo LNG yang akan mulai dipasok PGN pada tahun 2020.

“Untuk 2020 minimal enam kargo. Kargo pertama diminta awal Januari 2020,” kata Syahrial,  Selasa (12/11).

Menurut Syahrial,  dengan adanya jual beli ini manandai bisnis PGN di sektor LNG, baik molekul maupun infrastruktur. LNG yang di kirm ke China nanti, dapat bersumber dari domestik maupun internasional

Perjanjian jual beli ini lanjut Syahrial menandai milestone penting bagi PGN memainkan perannya secara global sebagai sub holding gas Indonesia. Dimana pada pertengahan 2019, PGN mendapat tugas dari Pertamina untuk mengelola bisnis LNG end-to-end secara penuh. Dimulai dengan inisiatif dan pengembangan bisnis baru bisnis LNG baik domestik maupun global.

PGN juga menerima mandat dari pemerintah dan pemegang saham untuk mengelola dan mengintegrasi bisnis gas dan LNG d Indonesia dari midstream ke downstream untuk mencapai nilai paling optimal kepada seluruh pemangku kepentingan.

“Kami sudah meninjau kesempatan untuk mengambil peran dan mengembangkan infrastruktur gas dan LNG sepanjang rantai nilai, mulai dari kepemilikan bidang likuifaksi, regasifikasi,  kapal, regenerasi energi atau transmisi infrastruktur, saluran pipa dan fasilitas gas kota,” ungkap Syahrial dalam keterangan tertulisnya.

Dia mengatakan bahwa China merupakan negara dengan potensi besar dengan beragam peluang bisnis yang bisa dijelajahi. Berdasarkan kebutuhan energi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di China, impor energi tidak dapat terelakkan. China membutuhkan sumber energi global untuk mengisi kesenjangan antara produksi energi dengan konsumsi yang meningkat. Kondisi ini menjadi hal yang tepat dimana PGN dapat membantu penjualan protofolio LNG yang dimiliki Pertamina dan menjalankan peran PGN sebagai sub holding gas.

“Kami sangat antusias untuk membangun kerja sama antara Sinopec dan PGN. Sinopec adalah salah satu perusahaan energi terbesar di China. Kami percaya bahwa tujuan kita untuk menandatangangi perjanjian kerja sama Jual Beli LNG merupakan awal dari apa bisa kita kolaborasikan ke depan. Harapannya, kami bisa mengeksplorasi potensi penjualan LNG dan pengembangan infrastruktur LNG secara lebih jauh dengan kesempatan ini, dari mulai terminal, skala-skala kecil, bungker, dan sebagainya,” ungkap Syahrial.

Sejalan dengan upaya memperluas layanan dan portofolio di tingkat global, untuk menjaga ketahanan energi nasional khususnya dalam melayani kebutuhan gas bumi domestik bagi seluruh sektor, saat ini PGN Grup telah menyediakan gas atau LNG pada berbagai pasar, tidak hanya sebagai energi dan industri, tetapi juga untuk komersial, ritel, dan rumah tangga.