JAKARTA – Mineral Industry Indonesia (MIND ID) diminta mengamankan pasokan berbagai komoditas mineral yang menjadi bahan baku utama untuk memproduksi baterai lithium.

Orias Petrus Moedak, Direktur Utama MIND ID, mengatakan untuk masalah pasokan mineral, terutama nikel sudah dimiliki  Indonesia. MIND ID siap untuk mengelola sumber daya tersebut untuk keperluan pengembangan baterai lithium yang menjadi komponen utama dalam kendaraan listrik di masa depan.

“Kalau kami kan menyiapkan nikelnya, itu saja. Kami pastikan siap bantu,” kata Orias di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Senin (9/12).

Menurut Orias,  cadangan terbukti nikel yang dimiliki Indonesia lebih dari cukup digunakan sebagai komponen utama baterai. Nantinya sumber pasokan nikel MIND ID akan berasal dari salah satu anggota holding,  yakni PT Aneka Tambang  Tbk (ANTM).

Tidak hanya itu, MIND ID juga segera akan mendapatkan kepastian tambahan pasokan setelah transaksi akuisisi saham 20% PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sebagai bagian dari proses divestasi yang ditargetkan rampung pada pertengahan 2020 mendatang.

Arie Prabowo Ariotedjo, Direktur Utama Antam, mengatakan proyek pengembangan baterai lithium bukanlah proyek sembarangan, butuh waktu lama dan investasi besar. “Tugas Antam sampai saat ini adalah menyiapkan sumber daya saja,” ujarnya.

Antam juga baru menyepakati kerja sama dengan dua perusahaan asal China, yakni Zhejiang Huayou Cobalt Company dan Shandong Xinhai. Kerja sama dengan Huayou terkait pasikan kobalt yang dibutuhkan untuk mengolah nikel menjadi katoda sebagai salah satu komponen kendaraan listrik. Sementara untuk kerja sama dengan Shandong untuk pembangunan fasilitan pengolahan feronikel di PUlau Gag, Papu.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mendorong Antam untuk memperluas kerja sama dengan para perusahaan lainnya.

“Yang Huayou masih belum final, tapi kalau tadi beda lagi dengan investor lain lagi dari China,” kata Arie.(RI)