JAKARTA – Ambisi pemerintah untuk terlibat peta industri kendaraan listrik dan baterai dunia belum juga dimulai, tapi kini justru terancam batal lantaran kondisi konsorsium yang seyogyanya memproduksi baterai dengan pengelolaan terintegrasi dari hulu hingga hilir justru berada diujung tanduk.

LG Energy Solution (LGES) sebagai salah satu anggota konsorsium bersama dengan Antam anggota MIND ID belum melanjutkan pembahasan terkait rencana pengembangan baterai kendaraan listrik terintegrasi.

Hendi Prio Santoso, Direktur Utama MIND ID, menjelaskan saat ini rencana pengembangan baterai kendaraan listrik yang melibatkan LG memang baru mencapai kesepakatan saja. Terutama dengan pihak Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) dan LG. Namun, Hendi mengaku saat ini memang belum ada progres lagi untuk pengembangan pabrik baterai.

“Sebab, pengembangan Blok di Halmahera Timur yang sejatinya LG akan bekerjasama dengan Antam masih belum clear. Sebab, ini LG belum ada kelanjutan diskusi terkait pengembangan Blok Nikel di Halmahera Timur,” kata Hendi dalam RDP bersama Komisi VII DPR RI, Senin (6/2).

Hendi juga menjelaskan LG malah justru mendorong anggota konsorsiumnya, Huayou untuk melanjutkan pembahasan pengembangan blok nikel di Halmahera Timur ini bersama Antam.

“Sedangkan kami menilai, Huayou ini bukan counterpart yang seimbang dengan Aneka Tambang, mengingat perusahaan tersebut sebenarnya lebih ke pengambangan smleter,” ujar Hendi.

Menurut Hendi perubahan konsorsium untuk pabrik baterai bisa saja terjadi karena MIND ID melalui IBC menginginkan konsorsium yang lebih lengkap, tidak hanya dari hulu saja tetapi sampai kepada EV Manufacture.

“Kami menginginkan adanya konsorsium yang lebih lengkap sampai ke EV Manufacturnya sebenernya,” ujar Hendi. (RI)