JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan  proyek pengembangan kilang atau Refinery Development Master Plan (RDMP) yang dikerjakan PT Pertamina (Persero) harus rampung pada periode kedua pemerintahan Joko Widodo.

Arifin menegaskan sesuai arahan Presiden,  proyek kilang harus bisa dirampungkan  Pertamina utamanya adalah proyek pengembangan kilang eksisting. Ini bertujuan untuk mengurangi impor minyak yang diperkirakan akan terus membengkak seiring dengan pertumbuhan konsumsi energi.

“Kalau kita tidak punya kilang ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi. Kalau short of supply mendadak, kita terpaksa harus cari barang di pasar, harga mahal. Kalau ada di sini (dalam negeri) kan stabil terus.  Kemudian kalau kita beli terus dari orang lain, yang menikmati nilai tambah mereka,  karena dia punya processing cost dan margin,” kata Arifin saat berdiskusi dengan media di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (1/11).

Saat ini Pertamina tengah mengerjakan empat RDMP diantaranya RDMP Balikpapan, Cilacap, Balongan dan Dumai. Proyek RDMP yang paling terlihat jelas ada kemajuan karena ada pengerjaan fisik adalah RDMP Balikpapan. Sementara tiga proyek lainnya baru sebatas penyiapan dokumen ataupun lahan. “Yang RDMP pasti mungkin, pasti bisa (selesai di periode kedua Jokowi),” tukasnya.

Meski demikian Arifin mengakui beberapa proses tetap harus dijalani oleh Pertamina dalam pengembangan kilang.

“Jadi ada stagenya untuk satu proyek itu feasilibility study, land clearing, terus kemudian juga finansial support  terus kemudian Engineering Procurement Construction (EPC), biasanya kalau sudah financial support, EPC jalan dari situ sudah bisa diukur realisasi dari pada project execution-nya,” jelas Arifin.

Presiden Joko Widodo sendiri mengakui banyak pihak yang tidak suka dengan langkah Indonesia membangun kilang, utamanya yang bisa memproduksi Petrokimia (Petrochemical) nantinya.

“Misalnya pembangunan kilang minyak refinery. Banyak yang nggak senang karena suka barang impor. Jadi kalau kita ingin bangun refinery larinya nanti ke petrochemical. Kita tahu banyak yang nggak senang,” kata Joko Widodo di Jakarta, Kamis (31/10).

Kementerian ESDM kata Arifin siap mendukung Pertamina dalam pengerjaan RDMP, ia juga meminta Pertamina untuk menyerahkan daftar masalah yang selama ini dhadapi agar bisa dicarikan jalan keluar permasalahannya.

“Sekarang masalahnya apa yang memang kita bisa dukung, untuk percepat itu, kita minta sama dia (Pertamina),” kata Arifin.(RI)