JAKARTA – Peristiwa kebakaran yang melanda Terminal BBM (TBBM) Plumpang menyisakan pertanyaan besar yang kini sedang diinvestigasi oleh Pertamina bersama dengan pihak aparat keamanan terkait.

Ali Ahmudi Achyak, Direktur Eksekutif Center for Energy and Food Security Studies (CEFSS), menyatakan penyebab kebakaran secara umum sebuah depo BBM bisa terjadi jika ada segitiga api yaitu, bahan bakar, oksigen dan sumber panas atau penyebab percikan api.

“Itu artinya ketika ketiga komponen tersebut tidak ada (tidak bertemu) maka kebakaran tidak terjadi. Kalau kita membiarkan ada bejana/tangki/pipa/lainnya berisi bahan bakar yang terbuka/berlubang sehingga bereaksi dengan oksigen luar terus terkena percikan api (dari manapun sumbernya, termasuk petir), maka sangat mungkin terjadi kebakaran tersebut,” kata Ali, Sabtu (4/3).

Menurutnya jika penyebab kebakaran terjadi karena adanya segitiga api, berarti faktor dalam (pipa/tangki/lainnya yang rusak/terbuka/sengaja dibuka) bertemu dengan oksigen bebas, kemudian ada faktor luar yaitu panas atau percikan api. Ini yang harus ditelusuri dari manapun sumbernya, bisa jadi petir juga.

Menurut Ali petir adalah sebuah fenomena alam yang tidak bisa dihindari. Itu bagian dari sistem alam yang sudah ada sejak alam terbentuk. Manusia yang menempati alam tersebut yang harus menyesuaikan, salah satunya dengan teknologi penangkal petir dan membangun sesuatu dengan bahan yang tahan terhadap petir.

Petir tidak pernah iseng berkeliling kampung untuk menyerang manusia, tapi dia bisa terpantik saat ada obyek yang mampu menariknya, misalnya, logam atau material lainnya yang terbuka saat petir terjadi,” ujar Ali.

Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi penangkal petir dan teknologi material dalam membuat bangunan menjadi penting.

Ali menyatakan ada standard internasional dalam industri hilir minyak. Salah satunya terkait bahan untuk tangki dan pipa. Bahannya aneka macam, salah satunya tangki dan pipa dari baja. Standar internasional menyebutkan bahwa untuk migas ketebalannya sekitar 4,85 mm (lebih tinggi dari tangki/pipa biasa sekitar 2,0 mm).

“Ini berarti, jika tangki atau pipa yang dipakai sesuai standar, kecil kemungkinan bisa bocor hanya karena sambaran petir yang mungkin lagi iseng,” kata Ali. (RI)