JAKARTA – PT Medco Energi Internasional Tbk menegaskan kebijakan untuk melepas beberapa aset Ophir Energy yang baru saja diakuisisi adalah aksi korporasi biasa yang dilakukan sebagai salah satu strategi dalam optimalisasi aset perusahaan.

Myrta Sri Utami, Vice President Investment Relation, mengatakan Medco Energi  memiliki kompetensi mengatasi risiko tinggi dan merupakan salah satu faktor kelebihan. Itu juga yang membuat Medco tidak ragu untuk mengakuisisi Ophir Energi.

“Hal ini karena Medco berpengalaman dalam mengelola blok migas onshore maupun offshore,  sementara sebagian besar aset Ophir berada di offshore,” kata Myrta kepada Dunia Energi, Selasa (10/9).

Medco resmi mangakuisisi Ophir dengan biaya mencapai £408,4 juta atau Rp7,6 triliiun (kurs Rp18.654per poundsterling).

Medco kemudian memutuskan untuk mendivestasi beberapa aset Ophir Energy. Berdasarkan data resmi perusahaan, Ophir tercatat memiliki beberapa aset di dalam dan luar negeri.

Di Tanzania (offshore – shallow water) blok 1 dan 4. Kemudian ada juga aset di Thailand, Bualuang (offshore), lapangan gas Sinphuhorm (onshore) terdiri dari konsesi E5N dan EU1. Lalu ada juga aset di Vietnam, blok 12W (offshore).

Di Indonesia, Ophir memiliki hak pengelolaan atau kontrak bagi hasil Sampang, Madura. Lalu ada juga Bangkanai, West Bangkanai dan North East Bangkanai di wilayah Kalimantan yang semuanya adalah lapangan onshore atau berada darat.

Ronald Gunawan, Chief Operation Officer Medco Energi, mengatakan Medco akan fokus ke aset Ophir yang dinilai memiliki potensi besar untuk berkontribusi langsung ke induk usaha. Seperti pengembangan  aset Thailand dan Jawa Timur, Indonesia.

Untuk Di Bualuang, Thailand, instalasi topside minyak telah selesai, pengeboran sesuai dengan jadwal untuk minyak pertama di kuartal IV 2019. Selain itu pengembangan gas di Meliwis, Jawa Timur, telah mencapai kemajuan sebesar 38%, produksi gas pertama sesuai rencana di kuartal II 2020.

“Di aset Ophir sedang berlangsung pengembangan aset di Thailand (Bualuang fase 4B), 7.000 barel per hari (bph). Kami harapkan ada tambahan produksi mulai kuartal IV 2019. Selain itu di Jawa Timur, aset Ophir ada pengembangan untuk Meliwis. Serta proyek baru yang kami harapkan first gas di kuartal II 2020,” kata Ronald.(RI)