JAKARTA – Rencana penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) saham PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) dan PT Medco Indonesia Power (MPI) bukanlah satu-satunya strategi yang akan ditempuh PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dalam rangka pengembangan bisnis kedua perusahaan itu. Arifin Panigoro, pemilik Medco Group mengakui IPO menjadi salah satu opsi yang saat ini masih dikaji untuk kelanjutan bisnis Amman. Namun selain itu, Amman bisa juga melakukan backdoor listing.

“IPO salah satu opsi, tapi kan backdoor listing juga bisa, tahu-tahu kami merger dengan perusahaan siapa gitu,” kata Arifin ditemui di kantor Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Jakarta, Kamis (10/10).

Dia menambahkan Amman bisa saja langsung merger dengan Medco yang saat ini sudah tercatat di lantai bursa. “Atau Medco sendiri yang masuk, kan kami sudah listed juga,” ujar Arifin.

Backdoor listing adalah strategi sebuah perusahaan untuk bisa melantai di bursa atau menjadi perusahaan terbuka dengan mengakuisisi perusahaan lain yang sudah melantai di bursa. Strategi ini dilakukan dengan berbagai alasan misalnya karena belum bisa memenuhi kriteria untuk IPO. Dengan strategi ini maka seolah-olah perusahaan non terbuka (non go public) sudah hadir di pasar modal.

Medco resmi menguasai 50% saham PT Amman Mineral Investama (AMI) pada pada 3 November 2016. AMI merupakan pengendali tidak langsung atas 82,2% atas Amman Mineral, yang menguasai tambang tembaga dan emas Batu Hijau di Kepulauan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Ketika itu, Medco menggandeng AP Investment dalam menyediakan dana hingga US$ 2,6 miliar dalam mengakuisisi AMI. Pendanaannya turut didukung pinjaman dari tiga bank BUMN, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Sebenarnya ada dua anak usaha yang rencananya akan IPO. Selain Amman Mineral ada Medco Power Indonesia juga direncanakan akan melantai bursa.

Arifin menegaskan kelanjutan rencana IPO dua anak usahanya tersebut tidak akan ditetapkan pada tahun ini. “Tidak mungkin tahun ini, kan tinggal beberapa bulan lagi, semua mundur ke tahun depan, tahun depan lebih pasti,” kata Arifin.(RI)