JAKARTA – PT Medco E&P Indonesia komitmen menjaga produksi minyak di Blok Rimau tetap prima hingga 2043, salah satu upaya yang dilakukan dengan kegiatan Enhance Oil Recovery (EOR). EOR rencananya akan dilakukan menggunakan campuran bahan kimia yang merupakan metode EOR yang paling membutuhkan biaya tinggi.

Ronald Gunawan, Direktur Utama Medco E&P, mengatakan dana Komitmen Kerja Pasti (KKP) yang disepakati dengan pemerintah adalah sebesar US$ 41,33 juta dan sebagian besar akan digunakan untuk persiapan metode EOR.

“Sekitar 50% – 60% dari US$ 41,33 juta (untuk EOR). Porsi paling besar untuk EOR, itu chemical,” kata Ronald ditemui di Kementerian ESDM, Kamis malam (14/2).

Menurut Ronald, sisa dana KKP akan digunakan untuk beberapa kegiatan eksplorasi, seperti seismik dan pengeboran sumur eksplorasi. “Lalu juga ada heavy oil yang di shale oil,” tukasnya.

Namun Ronald belum bisa memastikan kapan pilot project EOR dan kegiatan full scale EOR dimulai lantaran masih tetap harus mendapatkan persetujuan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas). Hingga saat ini pembahasan dengan SKK Migas belum mengerucut pada jadwal pelaksanaan EOR.

Menurut Ronald, kegiatan EOR bisa saja dilakukan sebelum kontrak Rimau habis pada 2023, sehingga potensi penurunan produksi yang kemungkinan besar terjadi bisa ditanggulangi.

“Kapan dilakukannya, itu diskusi dulu dengan SKK Migas bisanya kapan. Kami prinsipnya, jangan sampai decline. Atur program yang sudah disetujui. Supaya jangan decline. Diskusi dan approval SKK Migas dulu,” ungkap Ronald.

Untuk besaran bagi hasil, pemerintah mendapatkan 37,5% dan kontraktor 62,5%. Besaran bagi hasil untuk  lapangan existing telah  memperhitungkan base split, komponen variabel sebesar 10%, dan tambahan bagi hasil untuk kontraktor sebesar 9,5%.

Medco melalui PT Medco E&P Rimau menguasai sebesar 95% hak partisipasi (Participating Interest/PI) dan Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi sebesar 5%. Selain KKP, Medco juga diharuskan membayar bonus tanda tangan sebesar US$ 4 juta.

Potensi cadangan minyak di Rimau diperkirakan masih besar. Berdasarkan data pemerintah,  cadangan WK Rimau per 1 Januari 2018 untuk minyak bumi diperkirakan 63.624 MSTB dengan cadangan terbukti 17.675 MSTB, serta potensial 45.949 MSTB. Untuk gas bumi , total cadangan 20,6 BSCF  dengan cadangan terbukti sebesar 17,5 BSCF, dan potensial mencapai 3,1 BSCF.

Blok Rimau merupakan blok yang mayoritas memproduksi minyak. Produksi minyak dan gas bumi WK Rimau  2018 dengan rata-rata minyak bumi  8.244 barrel oil per day (BOPD) dan gas bumi sebesar 3,68 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).(RI)