JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) membukukan pendapatan US$1,114 miliar pada periode lima bulan pertama 2019. Raihan pendapatan tersebut sudah 42% dari target yang dipatok sebesar US$2,628 miliar. Untuk laba bersih hingga Mei, PHE membukukan US$293 juta dari target yang dicanangkan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar US$591,55 juta atau sekitar 49,5% dari target.

Meidawati, Direktur Utama PHE, optimistis kinerja operasi dan keuangan perusahaan akan lebih moncer pada semester II tahun ini, sehingga bisa mencapai target yang telah ditetapkan. “Unit produksi kami optimistis dapat tercapai,” kata Mediawati, Kamis (4/7).

Hingga Mei 2019, rata-rata produksi minyak PHE tembus 80 ribu barel per hari (bph). Pencapaian ini melampaui target yang dicanangkan perusahaan sebesar 79 ribu bph.  Kinerja positif pada produksi minyak juga diikuti oleh realisasi produksi pada gas, yang ditopang dari beberapa lapangan utama PHE.

“Gas target 804 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan sudah terealisasi 828 MMSCFD, kenaikan dari JOB Tomori, PHE Jambi Merang dan PHE ONWJ,” kata Meidawati.

Untuk pengerjaan pemboran, Meidawati mengatakan pada tahun ini tantangannya cukup besar. Dalam kegiatan eksplorasi misalnya, hingga Juni 2019 PHE baru menyelesaikan pemboran satu sumur eksplorasi dari target 13 sumur yang direncanakan. Keterlambatan pengeboran sumur  lebih kepada teknis ketersediaan rig yang ternyata sulit didapatkan.

Untuk kegiatan lainnya, PHE sudah menyelesaikan pemboran 17 sumur pengembangan (development) dari target sebanyak 45 sumur. Serta melakukan kerja ulang pindah lapisan (workover) 19 sumur dari target 47 sumur.

“Kegiatan eksplorasi yang sedang kami upayakan best effort karena hingga Juni baru selesai satu sumur. Kendalanya di rig, untuk mencari rig yang pas untuk kegiatan eksplorasi tidak mudah,” kata Meidawati.(RI)