JAKARTA – Jepang jadi salah satu negara yang panik ketika Indonesia melarang ekspor batu bara sejak 1 Januari 2022. Batu bara dari Indonesia  menadi salah satu bahan baku utama untuk memasok kebutuhan energi di negeri sakura itu. Bahkan Jepang sampai mengirim menterinya untuk melakukan pertemuan dengan pemerintah Indonesia. Setelah larangan diberlakukan pemerintah Jepang jadi salah satu negara yang paling awal melakukan protes melalui Duta Besar-nya di Indonesia.

Setelah bertemu dengan Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Hagiuda Koichi Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang bertemu dengan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) di kantornya.

Hagiuda mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia yang sudah mengendorkan larangan ekspor batu bara secara bertahap mulau 12 Januari 2022. ““Saya berterima kasih sudah dijelaskan secara detil tentang rencana pemerintah Indonesia soal  release batubara,”  kata Hagiuda, Selasa malam (11/1).

Dia pun menyambut baik usulan Luhut agar ada dialog yang bersifat regular bagi kedua negara untuk membahas berbagai potensi kerja sama yang baru khususnya di sektor energi.  “Ada beberapa skema diskusi antara pemerintah dan swasta. Nanti kami juga akan diskusikan lebih lanjut lagi. Apapun (skemanya) kami terbuka,” kata Hagiuda.

Pemerintah Indonesia sendiri menyodorkan kerja sama dengan Jepang di beberapa sektor, seperti di bidang green energy, perikanan, lingkungan dan industri petrokimia.

Luhut menyatakan saat ini salah satu industri hilir yang digenjot di tanah air adalah nikel yang lebih berfokus untuk pengembangan stainless steel yang merupakan komponen pembuatan baterai Lithium.

Dia meyakinkan bahwa Indonesia memiliki stok bijih nikel yang sangat besar dengan total kapasitas produksi hulu hingga 12 juta ton/tahun. “Industri hilir telah mengubah struktur ekonomi Indonesia sehingga mengurangi ketergantungan terhadap komoditas mentah,” kata Luhut.

Luhut juga menawarkan investasi  pembangunan pembangkit listrik tenaga air di Kalimantan yang hingga kini mampu menghasilkan listrik sebanyak 11 ribu megawatt.

Presiden Jokowi pada Desember 2021 telah meresmikan ground breaking green industrial park seluas 30 hektare.

Menko Luhut juga mengusulkan agar kedua negara membuat skema diskusi teknis yang bertemu secara regular agar dapat membahas secara intensif mengenai poin-poin kerja sama kedua negara. (RI)