Jajaran direksi PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di sela paparan publik di Jakarta, Rabu (24/4). (foto: yurika indah prasetiani/dunia-energi)

 

JAKARTA– PT Bukit Asam Tbk (PTBA), emiten pertambangan batu bara yang juga anggota holding BUMN pertambangan di bawah PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), membukukan laba bersih sepanjang kuartal I 2019 sebesar Rp 1,14 triliun, turun dibandingkan raihan laba bersih kuartal I 2018 sebesar Rp 1,45 triliun.

Arviyan Arifin, Direktur Utama Bukit Asam, mengatakan penurunan laba bersih dipicu oleh penurunan pendapatan perusahaan. Sepanjang Januari-April 2019, Bukit Asam mencatatkan pendapatan Rp5,34 triliun, turun dibandingkan raihan pendapatan kuartal I 2018 sebesar Rp 5,75 triliun. Sebesar 46% pendapatan kuartal I 2019 merupakan porsi domestik dan ekspor 50%, sisanya 4% dari penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit, dan jasa sewa.

“Berkurangnya pendapatan karena harga jual batu bara pada kuartal I 2019 sebesar Rp 772.044 per ton dari periode sama tahun lalu Rp 887.883 per ton,” ujar Arviyan di Jakarta, Rabu (24/4).

Arviyan mengatakan, penurunan harga batu bara di kuartal I 2019 karena pelemahan harga batu bara Newcastle sebesar 7% maupun batu bara thermal Indonesia  (Indonesia Coal Index) GAR 5000 sebesar 24% dibandingkan harga rata-rata kuartal I 2018. Di luar itu juga karena aturan pemerintah terkait harga jal DMO yang belum diimplementasikan secara penuh di kuaral I 2018.

Padahal, menurut Arviyan, sepanjang periode Januari-April 2019, perusahaan mencatatkan produksi batu bara sebesar 5,70 juta ton, naik 8% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat 5,28 juta ton. Pencapaian kinerja tersebut tak lepas dari strategi manajemen dalam mengoptimalkan peluang pasar ke beberapa negara seperti India, Korea Selatan, Sri Langka, dan Hong Kong di tengah pembatasan impor oleh China selaku pangsa pasar ekspor terbesar.

“Di luar itu, tentu saja semua itu juga didukung oleh keberhasilan dan strategi optimasi penjualan ekspor batu bara medium to high calorie ke premium market,” katanya. (RA)