JAKARTA – Laba bersih PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) subholding gas dibawah PT Pertamina (Persero) hingga kuartal III 2019 anjlok 47,1% menjadi US$129,1 juta dibanding periode yang sama 2018 sebesar US$244,3 juta. Selain disebabkan pendapatan yang turun, penurunan laba juga dipicu penurunan nilai properti migas yang mencapai US$44,18 juta.

PGN pada sembilan bulan 2019 meraih pendapatan US$ 2,81 miliar atau Rp 39,8 triliun (kurs Rp 14.174 / dollar AS)., turun dibanding periode yang sama tahun lalu US$2,88 miliar. Disisi lain, beban pokok justru naik dari US$1,91 miliar menjadi US$1,92 miliar.

Rachmat Hutama, Sekretaris Perusahaan PGN, mengatakan pendapatan PGN sepanjang sembilan bulan tahun ini berasal dari penjualan gas sebanyak US$ 2,18 miliar kemudian penjualan minyak dan gas US$ 292,2 juta lalu dari transmisi gas US$ 181,1 juta serta pandapatan usaha lainnya US$ 156,6 juta.

“Kami berusaha menjaga momentum pertumbuhan ini dapat terus berlanjut hingga akhir tahun ini,” kata Rachmat dalam keterangan tertulisnya, Rabu (30/10).

Rachmat menjelaskan bahwa PGN juga sudah siapkan berbagai langkah dalam rangka meningkatkan kapasitas penyaluran gas melalui infrastruktur. Potensi peningkatan konsumsi gas ini yang akan dibidik oleh perusahaan.

Adapun selama periode Januari hingga September 2019 PGN sudah salurkan gas bumi dengan volume 3.007 BBTUD, dengan perincian volume gas distribusi 971 BBTUD, volume gas transmisi gas bumi 2.036 BBTUD dan telah melayani 371.941 pelanggan diberbagai sektor dari kelistrikan, industri, transportasi komersial dan rumah tangga.

PGN telah mengelola pipa sepanjang hampir 10 km dengan beberapa fasilitas lainnya seperti 2 FSRU, 1 landed based regasification terminal, 64 stasiun SPBG serta empat mobile refueling unit.(RI)