JAKARTA – PT Indo Tambangraya Megah Tbk, anak usaha Banpu Plc, perusahaan tambang asal Thailand, membukukan laba bersih US$15,4 juta pada kuartal I 2020, turun 61,24% dibanding periode yang sama tahun lalu US$39,74 juta. Selain karena pendapatan yang turun, terpangkasnya laba bersih Indo Tambangraya juga disebabkan beban pajak penghasilan yang melonjak dari US$18,67 juta menjadi US$30,09 juta pada kuartal I 2020.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Selasa (12/5), Indo Tambangraya meraih pendapatan US$365,9 juta pada tiga bulan pertama tahun ini, turun 19,23% dibanding periode yang sama 2019 sebesar US$453,02 juta.

Penurunan pendapatan juga diikuti dengan penurunan beban pokok dari US$359,41 juta menjadi US$299,88 juta pada kuartal I 2020. Seiring dengan itu, laba kotor Indo Tambangraya turun menjadi US$66,02 juta dibanding kuartal I 2019 sebesar US$93,61 juta.

Banpu Plc dalam keterangannya, Selasa, menyatakan volume penjualan batu bara dari tambang yang dikelolanya, sepanjang kuartal I 2020 mencapai 5,77 juta ton, turun 9% dibanding kuartal I 2019. Disisi lain, penetapan harga sebagian kontrak penjualan sejak akhir 2019 mendukung rata-rata harga jual sebesar US$59,32 per ton, meskipun harga jual batu bara di pasar melemah sepanjang kuartal I 2020.

Banpu mencatat total pendapatan dari anak usahanya di Indonesia, Indo Tambangraya, pada tiga bulan pertama 2020 mencapai US$325,9 juta atau 51,45% dari total pendapatannya sebesar US$633,4 juta. Selain dari Indonesia, pendapatan Banpu dari bisnis batu bara juga berasal dari penjualan batu bara di Australia dan perdagangan batu bara di China.(AT)