JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akhirnya resmi menunjuk Tajudin Noor menjadi Sekretaris Perusahaan menggantikan Syahrial Mukhtar yang sekarang menjabat sebagai salah satu direksi PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Pos Sekretaris Perusahaan Pertamina praktis kosong sejak Syahrial ditetapkan menjadi salah direksi PGN pada akhir April 2019.

Pengukuhan Tajudin sebagai Sekretaris Perusahaan Pertamina dilakukan pada Rabu (18/9) sore. Tajudin dikukuhkan oleh Pahala N Mansury, Direktur Keuangan sebagai Pelaksana Tugas Harian (PTH) Direktur Utama Pertamina. Hal itu diakui Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication Pertamina. “Belum perkenalan, Senin mungkin,” kata Fajriyah kepada Dunia Energi, Rabu malam.

Kursi sekretaris perusahaan Pertamina kosong sejak akhir April 2019. Tajudin bukan satu-satunya kandidat untuk menjabat pos sekretaris perusahaan Pertamina. Kandidat lain yang santer disebut adalah Rifky Effendi, mantan pejabat eselon I di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Bahkan sumber Dunia Energi (13/6) menyebut Rifky yang saat ini menjadi Ketua Tim 1 Penanganan Dampak Eksternal Pertamina pada kasus tumpahan minyak sumur YYA-1 akan segera mengisi pos sekretaris perusahaan.

Nama Rifky mencuat setelah nama Tajudin yang telah muncul sebagai kandidat terkuat pada Juli 2019 tak kunjung dilantik. Fajriyah pun saat ini (11/7) mengamini bahwa Tajudin menjadi salah satu kandidat terkuat untuk menjadi Sekretaris Perusahaan Pertamina.

Tajudin mengawali karier bersama Pertamina dengan bergabung dalam Unit Pengolahan IV – Cilacap sejak 1993 hingga 2002. Dalam perjalanan karirnya, Tajudin Noor menduduki posisi sebagai Kepala bagian di Unit Pengolahan V – Balikapapan dan berlanjut di Unit Pengolahan VI – Balongan dari 2002 hingga 2008.

Selanjutnya Ia dipercaya untuk menjabat sebagai Manager di beberapa divisi Pertamina dari 2008 sampai 2015. Jabatan Vice President Treasury Pertamina Geothermal Energy pernah diembannya pada 2015 hingga 2017.

Sebelum menjadi jajaran direksi di Pertamina Patra Niaga, Tajudin menjabat sebagai sebagai Direktur Finance dan Business Support Pertamina Lubricants sejak 2017 hingga akhirnya ditugaskan sebagai Direktur Administrasi dan Keuangan Pertamina Patra Niaga pada Agustus 2018.

Mamit Setiawan, Direktur Eksekutif Energy Watch menuturkan langkah penunjukkan Tajudin cukup tepat lantaran sosok internal karena dapat mudah berkomunikasi dengan jajaran internal Pertamina baik itu Direksi maupun karyawan.

Menurut Mamit pengalaman Tajudin di sektor hilir bisa diamanfaatkan. Dia bisa memberikan masukan kepada Direksi terkait berbagai persoalan yang dihadapi sektor hilir Pertamina.

“Selain itu, dimana sektor Hilir termasuk yang paling disorot karena berhubungan langsung dengan masyarakat beliau akan lebih mudah berkomunikasi dengan para stake holder dan juga ke masyarakat banyak,” jelas Mamit.

Kedepan, Mamit mengingatkan sebagai penjaga image perusahaan, Tajudin harus menjaga reputasi perusahaan dengan menjalin hubungan baik serta komunikasi dengan para stakeholder. Sekretaris perusahaan juga harus membantu program perusahaan dalam memenuhi tanggungjawabnya sebagai bagian dari elemn negera dan masyarakat.

Selain itu, salah satu tugas yang cukup berat kedepan dalam waktu dekat ini adalah kasus oil spill PHE ONWJ. Tidak hanya mengatasi semburan, namun juga membuat program untuk masyarakat terdampak.

“Jangan sampai nanti akan menimbulkan gejolak di Karawang terkait pencemaran ini. Mungkin sekarang masyarakat terdampak masih senang karena mereka mendapatkan kompensasi dan pekerjaan untuk membersihkan pasir. Nah jika sudah selesai, apa langkah yang dilakun oleh Pertamina sehingga tidak menimbulkan gejolak disana,” kata Mamit.(RI)