JAKARTA – Komisi VII DPR memberikan lampu hijau atas usulan anggaran Kemenerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020 sebesar Rp9,67 triliun, naik dibanding anggaran tahun ini sebesar Rp4,98 triliun. Ignasius Jonan, Menteri ESDM, mengatakan pada 2020 Kementerian ESDM memiliki prioritas penggunaan anggaran yang mayoritas akan digunakan untuk kepentingan masyarakat. Beberapa di antaranya adalah pembangunan sambungan jaringan gas (jargas) rumah tangga sebanyak 293 ribu sambungan, yang meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan pada 2019 ke belakang.

“Pembangunan jargas rumah tangga untuk mengurangi impor LPG, biasanya setiap tahun kami hanya bangun 80 ribu hingga 90 ribu sambungan rumah sampai 2019,” kata Jonan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Selain itu, ada juga pembagian converter kit (konkit) untuk konversi dari Bahan Bakar Minyak (BBM) ke gas untuk nelayan dan petani sebanyak 50 ribu paket konkit, meningkat dua kali lipat dibanding 2019. Serta konversi minyak tanah menjadi LPG sejumlah 522 ribu paket.

Direktorat Jenderal Migas menjadi direktorat yang mendapatkan anggaran terbesar pada tahun depan, yakni mencapai Rp4,46 triliun. Anggaran tersebut bahkan hampir mendekati anggaran seluruh Kementerian ESDM pada 2019. Sektor Energi Baru Terbarukan dan Konseravasi Energi mendapatkan alokasi anggaran terbesar kedua dengan total anggaran mencapai Rp1,48 triliun.

Pembangunan biogas komunal, juga merupakan prioritas penggunaan anggaran pada tahun depan. Kementerian ESDM akan membangun 24 unit, yang utamanya untuk pondok pesantren, sehingga untuk memasak tidak perlu mengeluarkan biaya untuk energinya.

Menurut Jonan, prioritas lainnya adalah pembangunan lampu penerangan jalan tenaga surya sebanyak 50 ribu unit. Selain itu, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) rooftop sebanyak 800 unit yang akan digunakan untuk rumah sosial seperti panti asuhan, sekolah-sekolah, dan pondok pesantren. Serta pembangunan 50 unit PLTS untuk pos-pos di daerah terluar milik TNI.

“Pembangunan penerangan fotovoltaik atau tenaga surya, biasanya ini 20.000 unit setahun, ini naik menjadi 50.000 (unit). Ini kalau standarnya 1 KM 20 lampu, ini sama dengan 2.500 KM jalan atau 2 kali panjang jalan tol trans jawa,” ujar Jonan.

Program yang menyedot anggaran dalam jumlah besar selanjutnya adalah untuk penelitaian, mitigasi dan pelayanan geologi dengan total alokasi anggaran mencapai Rp 920,8 miliar. Serta Penelitian dan pengembangan ESDM sebesar Rp 575 miliar yang di dalamnya termasuk anggaran pengadnaan kapal geomarine sevesar Rp 76,5 miliar dari total kebutuhan sebesar Rp 150 miliar. Satu pos anggaran baru pada 2020 adalah pengelolaan migas Aceh yang dikoordinasikan Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) sebesar Rp 60 miliar.(RI)