LANGKAT – KIS Group bakal menggenjot pembangunan pabrik pengolahan biogas menjadi CNG (BioCNG). Hingga 2024, manajemen mematok target membangun 25 pabrik BioCNG.

Ragunath, CEO KIS Group, mengungkapkan seluruh fasilitas yang dibangun itu ditargetkan akan mengurangi emisi karbon sebesar 3,7 juta ton CO2/tahun dan menghasilkan 3,7 juta kredit karbon per tahun. Proyek-proyek ini juga menciptakan lapangan kerja dalam skala besar.

“Hingga Desember 2024, KIS Group akan menyelesaikan 25 pabrik dengan investasi US$110 juta,” kata Ragunath, ditemui saat peresmian pabrik pengolahan BioCNG, di Langkat, Rabu (28/9).

KIS Group pada tahun depan akan menyelesaikan komisioning tiga proyek mulai dari bulan April, Oktober dan Desember 2023 bekerja sama dengan AEP Group dan Mahkota Group dengan volume BioCNG mencapai 1.230 MMBtu/hari.

“KIS telah tanda tangan kontrak untuk waktu yang panjang dengan PTPN,Ok IV AEP Group, Mahkota Group dan Group lainnya untuk memasok limbah organik,” ujar Ragunath.

Edi Wibowo, Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menuturkan sangat wajar jika bioenergi terus digenjot pengembangannya menjadi berbagai macam produk seperti BioCNG.

“Bioenergi potensinya untuk pembangkit listrik saja mencapai 57 ribu Megawatt (MW) potensinya Indonesia ada kebun sawit 16 juta ha, jadi potensi pemanfaatan limbahnya besar,” ungkap Edi.

Dia menyambut positif inisiatif dari KIS Indonesia yang langsung menggarap proyek BioCNG dengan skala besar atau komersial karena dengam begitu diharapkan menjadi stimulus perusahaan lainnya untuk ikut berinvestasi pada BioCNG.

“Limbah ini bisa dmanfaatkan KIS ini pertama jadi untuk biogas jadi CNG. PLTBg banyak sebenarnya. Tapi untuk pembangkit listrik nah untuk BioCNG ini yang pertama. Jadi bisa dilihat nanti kalau sukses harapannya banyak juga yang ikut jejaknya,” jelas Edi. (RI)