JAKARTA – Selama puluhan tahun ada dua wilayah yang dikenal jadi penopang utama produksi minyak di Indonesia yaitu Rokan dan Cepu. Keduanya bahkan menopang lebih dari 40% produksi minyak nasional. Meskipun tetap mendominasi, namun kinerja produksi minyak dari kedua wilayah tersebut terus alani penurunan dalam beberapa tahun terakhir akibat umur sumur-sumurnya yang sudah tua.

Upaya pencarian wilayah baru akhirnya menemukan titik cerah. Pemerintah mendapatkan kabar baik tersebut dari Pertamina setelah perusahaan migas berplat merah tersebut merampungkan kegiatan seismik 2D open area terbesar yang pernah dilakukan sejak tahun 2019.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan Pertamina telah menemukan potensi giant discovery di sekitar perairan Buton, Sulawesi Tenggara.

“Satu lagi berprospek di Buton, offshore, punya kita. Itu Pertamina,” kata Arifin dalam diskusi bersama media, Jumat (19/4).

Menurut Arifin, tidak hanya sebagai penghasil aspal terbesar di tanah air namun setelah dilakukan kegiatan seismik open area Jambi Merang yang juga melewati Buton, akhirnya diketahui bahwa wilayah juga menyimpan potensi cadangan minyak jumbo.

Setelah dilakukan penelitian awal jenis minyak yang mungkin terkandung di sana merupakan minyak berat. Namun dengan perkiraan jumlah cadangan jumbo maka diharapkan pengembangan wilayah Buton masih masuk sesuai keeknomian.

“Ini kita lagi dorong Pertamina untuk segera mendevelop lapangan Buton. Minyaknya minyak berat.
Tapi jumlahnya besar. Potensinya bisa 5 miliar barel. Tapi kalau misalnya bisa diambil 20% aja, ya satu miliar barel,” ungkap Arifin.

Pengembangannya diyakini memang akan memakan waktu serta biaya yang tidak sedikit mengingat wilayah tersebut masih baru dan harus membangun fasilitas produksi baru juga. Untuk itu pemerintah sudah menjanjikan berbagai insentif agar Pertamina juga tidak ragu dalam mengembangkannya.

“Ini kita dorong supaya ini bisa dipercepat. Nah ini kan semuanya itu pasti akan butuh waktu ya. Kita harus dorong supaya ini bisa jalan. Buat investor tuh yang penting rate of return-nya masuk acceptance untuk investasinya dia,” jelas Arifin.