Pengendara sepeda motor memasuki salah satu SPBU Pertamina di Jakarta.

JAKARTA – Pemerintah meminta PT Pertamina (Persero) lebih berhati-hati menetapkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi dan nonpenugasan. Pasalnya, sekecil apapun kenaikan harga akan berpengaruh langsung kepada masyarakat.

Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan kenaikan harga BBM nonpenugasan menjadi kontributor besar dalam peningkatan inflasi. Untuk itu, kedepan harus ada evaluasi atau pembahasan bersama antara Pertamina dan Kementerian ESDM sebelum mengambil kebijakan perubahan harga BBM nonsubsidi.

“Kami sudah ingatkan, ini harus dikonsultasikan ke pemerintah. Jadi bukan ini (BBM) komersial murni dan harus mencari laba,” kata Jonan di Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (6/4).

Dia menambahkan pada dasarnya pemerintah tidak menghalangi Pertamina untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis BBM, termasuk menentukan harga BBM mengikuti pergerakan harga minyak dunia. Namun, karena BBM merupakan salah satu komoditas yang langsung berhubungan dengan masyarakat, maka perlu dilihat dari sisi kepentingan masyarakat juga.

“Makanya dikatakan ada kekhawatiran inflasi dan sebagainya, jadi harus dikonsultasikan. Bukan enggak boleh naik, hanya harus dikonsultasikan baiknya bagaimana,” kata Jonan.

Bahkan jika diperlukan pemerintah  bisa menerbitkan regulasi baru guna mengatur mekanisme konsultasi dalam rangka penetapan harga BBM nonsubsidi dan non penugasan Pertamina.

“Sebenarnya begini, pemerintah enggak suka menambah peraturan sepanjang ini bisa dikonsultasikan dengan baik mestinya sudah oke. Tapi kalau disuruh konsultasi tidak mau, ya sudah dibikin ke peraturan saja,” tegas Jonan.

Pada awal 2018 Pertamina sudah beberapa kali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi dan penugasan, yakni  Februari dan Maret dengan kenaikam rata-rata antara Rp100- Rp300 per liter.

Jonan mengatakan berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo, BBM nonsubsidi dan nonpenugasan juga diminta untuk tetap stabil menjelang  Ramadhan dan Idul Fitri.

Rapat terbatas kabinet yang dipimpin Presiden, Kamis (5/4) untuk operasi Idul Fitri 2018 ada beberapa tugas yang diemban Menteri ESDM.

Pertama, harga BBM jenis Pertalite, Pertamax, Pertamax Plus, Pertamax Turbo, Solardex Dexlite, Pertamina Dex  harus diwaspadai kenaikannya karena dapat memicu inflasi.

“Ya kalau pengertian diwaspadai, ya harus dikendalikan,” kata Jonan.

Apalagi penyumbang inflasi terbesar saat Ramadhan dan Idul Fitri salah satunya adalah harga BBM, pangan, angkutan dan tarif listrik.

Presiden juga meminta Pertamina untuk memastikan pasokan BBM jenis Premium tetap aman dan tersalurkan sesuai kuota ke masyarakat.

“Suplai BBM, khususnya Premium jangan sampai terjadi kelangkaan. Ini arahan Bapak Presiden,” tandas Jonan.(RI)