Field Sukowati di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur memberi kontribusi terbesar terhadap produksi minyak Pertamina EP Asset 4 sepanjang Januari-Maret 2019. (foto: A Tatan Rustandi/Dunia-Energi)

 

JAKARTA– Kinerja finansial dan produksi cukup moncer diperlihatkan PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) sekaligus kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di bawah pengawasan SKK Migas. Melalui unit bisnis Pertamina EP Asset 4, yang mengelola lima lapangan (field) di empat provinsi di Tanah Air, Pertamina EP mencatatkan pertumbuhan positif aspek finansial serata aktivitas operasi dan produksi sepanjang kuartal I 2019.

Sepanjang Januari-Maret 2019, Pertamina EP (PEP) Asset 4 membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 136 juta atau sekitar Rp 1,93 triliun (kurs Rp 14.200 per dolar AS), lebih tinggi US$ 20 juta dibandingkan periode sama 2018 sebesar US$ 106 juta. Sedangkan laba bersih meroket jadi US$ 48 juta atau sekitar Rp 681,6 miliar dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat US$ 33 juta.

“Target kami dalam RKAP 2019 pendapatan sepanjang tahu ini mencapai US$ 593 juta dan laba bersih US$ 165 juta dengan asumsi harga minyak US$ 70 per barel,” ujar Agus dalam keterangan tertulis yang diterima Dunia-Energi, Senin (29/4).

Agus mengatakan peningkatan pendapatan dan laba bersih PEP Asset 4 karena kenaikan produksi minyak dan gas. Sepanjang kuartal I 2019, PEP Asset 4 membukukan produksi sebesar 15.841 barel minyak per hari (BOPD), tumbuh dibandingkan periode sama 2018 yang tercatat 12.660 BOPD. Sedangkan produksi gas tercatat 183,55 juta standar kaki kubik per hari (MSCFD), naik dibandingkan kuartal I 2018 yang tercatat 178,4 MMSCFD.

Field Sukowati di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur memberi kontribusi terbesar produksi minyak PEP Asset 4 di kuartal I 2019, yaitu 8.996 BOPD. Sisanya berasal dari Field Cepu di Kabupaten Blora Jawa Tengah sebesar 2.299 BOPD, Field Poleng di Kabupaten Gresik, Jawa Timur 2.632 BOPD, Field Donggi-Matindok di Kabupaten Banggai, Jawa Timur sebesar 814 BOPD, dan Field Papua 1.009 BOPD serta unitisasi Wakamuk 50% sebesar 90 BOPD.

“Sedangkan produksi gas berasal dari dari Field Cepu sebesar 68,45 MMCFD, Poleng 2,84 MMSCFD, Donggi-Matindok 98,69 MMSCFD, Papua 0,77 MMSCFD, dan Sukowati 12,80 MMSCFD,” ujarnya.

Menurut Agus, peningkatan produksi migas di kuartal I 2019 secara dominan berasal dari keberhasilan reparasi sumur (remedial cementing dan perforasi) serta stimulasi di Field Sukowati. Saat ini, reparasi sumur telah dilakukan pada sumur SKW-14, SKW-27, SKW-19, SKW-20, SKW-21, dan SKW-35.

Untuk sisa tiga kuartal ke depan, Agus menambahkan, PEP Asset 4 menyiapkan rencana kerja yang telah disusun sebelumnya. Di luar itu juga ada kegiatan tambahan yang dipersiapkan manajemen PEP Asset 4 dengan cepat dan tepat menghadapi tantangan produksi menghasilkan optimisme untuk proyeksi produksi minyak 2019 sebesar 16.919 BOPD dari target 16.900 BOPD (pencapaian 100,1%). Sedangkan proyeksi produksi gas tahun 2019 sebesar 174.26 MMSCFD dari target 173 MMSCFD (pencapaian 100.7%).

Demi mencapai target produksi sepanjang 2019, PEP Asset 4 menyiapkan sejumlah kegiatan subsurface dan surface antara lain melanjutkan reparasi sumur dan stimulasi di Field Sukowati. Manajemen PEP Asset 4 juga mengatasi permasalahan scaling dan back-pressure di Field Sukowati, dan monetisasi produksi Gas TPN-01TW di Field Cepu.

“Kami juga berupaya memperbaiki infrakstrukur untuk mendukung kegiatan operasi di Field Papua; dan perawatan, perbaikan, dan penggantian instrumen produksi di fasilitas produksi Field Poleng,” ujar Agus.

Pertamina EP Asset 4 memiliki lima field yang terbesar di empat provinsi, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan Papua. Pertamina EP Asset 4 adalah pemberi kontribusi terbesar kedua terhadap PT Pertamina EP, baik produksi minyak maupun gas. (DR)