JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyerahkan sepenuhnya penentuan lokasi pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) PT Freeport Indonesia kepada perusahaan yang 51,2% sahamnya dikuasai PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) itu. Bambang Gatot Ariyono, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, mengatakan Freeport telah melaporkan smelter akan dibangun di Gresik, Jawa Timur. Penetapan lokasi smelter ditetapkan setelah proses perpanjangan kontrak dan divestasi saham tuntas.

“Terserah Freeport, sudah dilaporkan ke ESDM akan dibangun di Gresik. Dilaporkan setelah divestasi,” kata Bambang di Kementerian ESDM Jakarta, Senin (4/2).

Menurut Bambang, salah satu alasan pemilihan Gresik sebagai lokasi smelter Freeport lantaran sudah terdapat kerja sama dengan Java Integreted Industrial and Ports Estate (JIIPE) yang dikembangkan PT AKR Corporindo Tbk terkait penggunaan lahan. “Dibilang Freeport sudah tunjuk JIIPE, itu di Gresik,” tukasnya.
Pembangunan smelter menjadi salah satu poin negosiasi yang harus dipenuhi setelah perpanjangan kontrak 2×10 tahun bagi Freeport diberikan pemerintah. Saat ini isu utama adalah terkait lokasi pembangunan smelter. Pasalnya lokasi juga akan berdampak pada perekonomian disekitar wilayah lokasi smelter.

JIIPE sendiri telah menyediakan lahan mencapai 200 hektare khusus untuk pembangunan smelter Freeport.
Disisi lain, Rini Soemarno, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta penetapan lokasi pembangunan smelter Freeport harus melalui kajian untuk mengetahui mana lokasi yang paling terdampak terhadap kehadiran smelter.

Selain di Gresik, Kementerian BUMN meminta dua lokasi lainnya turut serta menjadi pilihan lokasi yaitu di Nusa Tenggara Barat dan Papua. “Kan ada opsi di Papua, ada juga di NTB. Ada juga di Gresik. Lagi dikaji. Jadi tiga tempat itu dikaji. Jadi utamanya kami lihat, Ibu Menteri (BUMN) minta khusus dikaji,” kata Fajar Harry Sampurno Deputi Bidang Usaha Pertambangan Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN.

Manajemen Freeport Indonesia sebelumnya telah menyatakan mengalokasikan dana investasi smelter sebesar US$ 2,6 miliar. Tony Wenas, Direktur Utama Freeport Indonesia, mengatakan dana sebesar itu akan digunakan untuk membangun smelter beserta dengan fasilitas penunjangnya seperti pembangkit listrik.

“Semua untuk proyek US$2,6 miliar. Rencana yang kami masukkan itu di Gresik. Masih di Gresik,” kata Tony.(RI)