JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam rangka meningkatkan keamanan fasilitas objek vital nasional (Obvitnas) di sektor energi.

Ignasius Jonan, Menteri ESDM, mengungkapkan tidak tertutup kemungkinan obvitnas di sektor energi menjadi incaran para pelaku teror, terlebih dari sisi hilir yang bersinggungan langsung dengan kepentingan masyarakat, seperti fasilitas kelistrikan, dan depo bahan bakar minyak (BBM) milik PT Pertamina (Persero).

“Perjanjian kerja sama untuk menjaga obyek vital nasional, khususnya yang bisa mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Bidang kelistrikan, bidang energi, bidang hulu migas, dan pertambangan,” kata Jonan usai mendatangani kerja sama dengan BNPT di Kantor Kementerian ESDM, Senin (13/3).

Jonan mengatakan mekanisme kerja sama yang dilakukan adalah dari sisi evaluasi sistem keamanan yang selama ini sudah diterapkan dalam setiap obvitnas, kemudian juga peningkatan sistem keamanan melalui penerapan sistem teknologi informasi (information technology/IT) security modern.

Suhardi Alius, Kepala BNPT, mengungkapkan penerapan IT menjadi salah satu fokus peningkatan sistem keamanan, karena harus diakui perkembangan zaman memaksa pencegahan dari sisi IT tidak dapat ditinggalkan.

Selain itu, pengamanan fisik seperti pengaturan keamanan dalam penyimpanan dan distribusi BBM, dan tata kelola juga akan ikut diawasi BNPT. “Kita lihat berapa besar rentan, kita mitigasi dan kita latih,” katanya.

Menurut Suhardi, sektor energi menjadi sasaran para pelaku teror. Hal itu bisa dilihat dari berbagai kondisi yang ada diberbagai negara konflik di timur tengah yang menjadikan wilayah kerja migas sebagai sasaran utama serangan teror.

“Kita punya perangkat perlindungan pencegahan terorisme, artinya kita mencoba untuk mengikuti SOP objek-objek vital nasional yang mungkin rawan disusupi atau rawan untuk dijadikan target terorisme,” ungkap Suhardi.

Menurut Jonan, kerja sama ini bukan berarti sudah terdapat obvitnas yang menjadi target teror. Sejauh ini kondisi keamanan obvitnas masih berjalan lancar. Kerja sama ini bertujuan sebagai pencegahan karena jika sudah terlanjut terjadi gangguan akibat tindakan terorisme penanggulangan akibat yang ditimbulkan justru lebih berat.

“Ini sebagai upaya pencegahan, karena jika sudah terlanjut kejadian nanti lebih susah lagi penanganannya,” kata Jonan.(RI)