JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menyatakan masih terus mengkaji potensi Migas Non Konvensional (MNK) di wilayah Wilayah Kerja (WK) atau blok migas yang dikelolanya.

Medy Kurniawan, Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi (PHE), mengungkapkan wilayah sumatera bagian utara jadi wilayah yang jadi sasaran untuk dikaji kepastian potensi cadangannya.

“MNK Shale Gas di Sumbagut (Sumatera Bagian Utara) masih dilakukan evaluasi teknis setelah didapatkan data core,” kata Medy kepada Dunia Energi, Jumat (24/12).

Sementara itu, Pertamina kata Medy tidak akan melanjutkan pengelolaan blok-blok Coal Bed Methane (CBM) dan akan dikembalikan ke pemerintah. “Untuk WK CBM Pertamina sudah habis kontrak PSC nya dan Pertamina tidak berminat untuk perpanjangan PSC,” ungkap Medy.

Dia menuturkan setidaknya ada 13 blok migas CBM yang tidak akan diperpanjang kontraknya dan akan dikembalikan ke pemerintah. “Kalau tidak salah ada 13 WK,” ungkap Medy.

Sebelumnya blok – blok migas yang saat ini berada dibawah hak pengelolaan Pertamina diminta untuk diberikan kepada pihak yang benar-benar mau dan bisa mengelola serta mengembangkan blok MNK.

Tumbur Parlindungan, Praktisi Migas sekaligus mantan Presiden Indonesia Petroleum Association (IPA), menyatakan meskipun potensi besar namun di tanah belumn ada pemain yang berpengalaman untuk mengembangakan MNK. Sehingga diperlukan investor luar yagn sudah memiliki kemampuan untuk mengembangkannya.

“Kita non konvensional bisnis di Indonesia belum jalan, potensinya besar sekali tapi dibutuhkan infrastruktur, ekosistem, tadi blok-blok MNK tolong dikasih ke investor yang mau melakukan non konvesnional, umumnya blok-bloknya di pegang Pertamina dan nggak diapa-apain, nah itu kalau bisa dikasihkan ke pemain yang mau melakukan non konvensional tadi ini 1 juta BPH lebih pun bisa,” kata Tumbur. (RI)