JAKARTA -Pemerintah masih menaruh optimisme dan terus mengupayakan berbagai cara untuk bisa mengejar target produksi minyak satu juta barel per hari pada 2030. Program satu m juta bph sebelumnya telah ditolak sebagai salah satu bagian dari Proyek Strategi Nasional (PSN) 2020-2024.

Purbaya Yudhi Sadewa, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Maritim dan Investasi (Marves),  mengungkapkan meskipun tidak menjadi bagian PSN bukan berarti pemerintah akan menurunkan target satu juta barel.

“Target produksi kan bukan PSN. Itu masih kami usahakan, walaupun pencapaiannya dalam waktu ke depan,” kata Purbaya, Rabu (9/6).

Ada dua cara yang terus didorong pemerintah untuk bisa meningkatkan produksi minyak ke depan. Pemerintah tidak bisa terus mengandalkan aset ataupun blok migas eksisting. Karena itu akan didorong bagi perusahaan untuk bisa berinvestasi di blok-blok baru. “Pertama memperluas daerah operasi yang baru,” kata dia

Langkah selanjutnya adalah memanfatkan blok eksisting yang masih memiliki potensi cadangan minyak besar. Salah satu caranya adalah dengan melakukan optimalisasi penggunaa teknologi terbaru. “Kedua meningkatkan pemakaian teknologi,” ujarnya.

Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) saat ini ada 128 cekungan yang terdeteksi meyimpan cadangan dan potensi cadangan. Dari jumlah itu baru 20 cekungan yang sudah diproduksikan, kemudian penemuan yang belum diproduksikan sebanyak 27 cekunga. 13 cekungan yang belum ada penemuan serta masih ada 68 cekungan potensial yang belum digarap sama sekali.

Dwi Seotjipto, Kepala SKK Migas,  mengatakan ada empat strategi SKK Migas untuk mewujudkan mimpi satu juta barel per hari pada 2030. Pertama, mempertahankan tingkat produksi dari aset eksisting agar stabil dan tetap tinggi. Kedua, segera merubah sumber daya menjadi ke produksi. Jadi potensi yang telah terdeteksi harus segera dipastikan potensinya untuk selanjunya dikejar Plan of Development atau rencana pengembangan. “Jadi bisa segera diproduksikan,” kata Dwi.

Selain itu juga SKK Migas masih menaruh harapan terhadap kegiatan produksi minyak lanjutan melalui metode Enhance Oil Recovery (EOR). Terutama di lapangan-lapanga tua yang masih memiliki potensi besar seperti di blok Rokan.

Terakhir adalah dengan gencar melakukan eksplorasi untuk temukan cadangan bar dalam jumlah besar.(RI)