JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menegaskan siap hadapi era baru bisnis di sektor energi. Transisi yang tenah terjadi telah diantisipasi dengan beberapa skenario yang bermuara kepada pemanfaatan berbagai potensi dalam negeri telah disusun manajemen.

Heru Setiawan, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina,  mengatakan transisi sebenarnya sudah mulai dilakukan Pertamina. Hal ini ditunjukkan dari inisiatif peningkatan kapasitas maupun kualitas kilang, sehingga tidak hanya bisa menghasilkan BBM, namun juga produk petrokimia.

Pengembangan kilang menjadi salah satu strategi Pertamina untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam di dalam negeri, sehingga bisa memproduksi berbagai produk yang bisa bersaing di pasaran internasional.

Beberapa skenario lainnya yang dijalankan antara lain adalah dengan optimalisasi pasar domestik dengan program BBM satu harga yang akan diringi dengan pengembangan setiap wilayah pasar Pertamina di Indonesia.

“Pasar domestik penting, karena itu akan dikembangkan infrastruktur di setiap Marketing Operation Region (MOR),” kata Heru di Jakarta, baru-baru ini.

Pertamina juga akan terus meningkatkan produksi migas dengan strategi partnership. Artinya Pertamina akan mencari mitra usaha untuk mengelola blok migas yang selama ini dikelola.

Selanjutnya adalah dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal seperti kelapa sawit dan batu bara. Ragam bahan bakar bisa dihasilkan dengan pemanfaatan kelapa sawit seperti green fuel ataupun green diesel. “Pengembagan green refinery, gasifikasi batu bara,” ujar Heru.

Pertamina ke depan juga akan lebih banyak bermain di sektor real. Ini akan dilakukan dengan strategi akusisi melalui mekanisme Build Operate Transfer (BOT). Salah satunya adalah di sektor perkapalan.

Jasa pengeboran juga akan digenjot. Seperti diketahui Pertamina sebenarnya memiliki anak usaha yang bergerak di bidang jasa pengeboran yakni PT Pertamina Drilling Service Indoenesia (PDSI).

Dengan adanya pembangunan kilang maka perlu disiapkan sumber daya manusianya. Untuk itu kompetensi para pekerja akan ditingkatkan. Tidak hanya dalam bidang kilang akan tetapi juga pengolahan Liquefied Natural Gas (LNG) yang akan didorong pemanfaatannya.

“Peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam pegelolaan kilang minyak maupun kilang LNG,” kata Heru.(RI)