JAKARTA – Sedikitnya ada 41 fasilitas dan pengolahan pemurnian atau pabrik smelter saat ini sedang dalam tahap pembangunan. Rencananya seluruh pabrik smelter akan selesai secara bertahap dan bisa rampung seluruhnya pada tahun 2022.

Namun demikian,berdasarkan data yang dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), rata-rata progres pembangunan smelter tidak sampai 30%.

Smelter untuk komoditas nikel jadi yang terbanyak yang sedang dibangun dengan total smelter sebanyak 22 pabrik smelter. Sayangnya progresnya tidak terlalu cepat karena terdapat 17 pabrik yang progres pembangunannya baru 0-25%, satu smelter 25%-50%, lalu satu smelter progresnya 56%-75%. Serta ada tiga pabrik smelter yang sudah masuki tahap akhir pembangunan dengan progres antara 76%-100%. Total seluruh kapasitas pengolahan (input) dari total seluruh smelter baru nanti sebesar 46.337.207 ton per tahun dengan total produksi mencapai 3.472.137 ton per tahun.

Pabrik smelter yang sedang dalam tahap pembangunan selanjutnya adalah smelter untuk bauksit. Saat ini ada enam pabrik yang sedang dibangun dengan total kapasitas input 21.818.600 ton per tahun dan produksi atau output sebesar 7.200.000 ton per tahun. Adapun progres pembangunan smelter tersebut keenamnya saat ini baru 0-25% progresnya.

Kemudian ada empat smelter besi yang sedang dibangun dengan total kapasitas pengolahan sebesar 8.857.000 ton per tahun dan produksi (output) 3.897.946 ton per tahun. Progres pembangunan smelter terdapat dua smelter sudah mencapai 76%-100% pembangunannya. satu smelter masih 0-25% dan satu smelter lainnya 26%-50% progres pembangunannya.

Empat smelter timbal dan seng juga tengah dibangun dengan total kapasitas 126.000 ton per tahun serta produksi sebesar 52.261 ton per tahun. Progres pembangunan untuk satu smelter baru 0-25%, dua smelter progresnya 26%-50%, lalu satu smelter masuk tahap akhir 76%-100%.

Untuk smelter tembaga saat ini ada dua yang sedang dibangun dengan total kapasitas 3.300.000 ton per tahun dan produksi 1.000.000 per tahun dimana progres keduanya masih 0-25%.

Untuk lumpur anoda juga ada dua smelter yang dibangun dengan progres pembangunan 0-25%. Total kapasitas dua smelter tersebut 5.000 ton per tahun dan produksi 40-80 ton Au per tahun dan 200-300 ton Ag per tahun.

Terakhir, ada satu smelter mangan tengah dibangun dengan kapasitas 103.162 ton per tahun dan produksi 40.397 ton per tahun dimana progres smelter sekarang baru mencapai 26%-50%.

Tiga Smelter Beroperasi Tahun Ini

Yunus Saefulhak, Direktur Pengusahaan Mineral Ditjen Mineral dan Batu bara Kementerian ESDM menuturkan sedikitnya ada tiga pabrik smelter yang ditargetkan selesai pada tahun ini.

Pertama adalah smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) yang berada di Tanjung Buli, Halmahera Timur. Yunus menuturkan, smelter sebenarnya mengalami perubahan jadwal sehingga diproyeksi baru selesai pada Agustus mendatang. “Akan beroperasi mundur karena source powernya, mundur jadi Agustus. Seharusnya bulan Juli. Feronikel. Kapasitasnya 1 juta ton,” kata Yunus di Jakarta (8/7).

Kedua adalah adalah smelter feronikel milik PT Wanatiara Persada, di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara 2 juta ton per tahun yang juga ditargetkan selesai dan langsung beroperasi pada Agustus mendatang.

Ketiga adalah smelter yang memproduksi Nikel Pig Iron (NPI) milik PT Bintang Smelter Indonesia di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. “Kapasitas 900.000 ton per tahun. NPI produknya. Ini sudah beroperasi di awal tahun ini,” kata Yunus.