JAKARTA – Proyek 35 ribu megawatt (MW) yang diusung pemerintah dan masih dikerjakan hingga saat ini digadang-gadang menjadi solusi dari permasalahan pasokan listrik yang selama ini dialami masyarakat. Namun dalam perjalanannya ternyata proyek yang mulai digagas pada awal pemerintahan Joko Widodo di periode pertama kepemimpinannya menemui berbagai masalah seperti perizinan, dan pembebasan lahan, serta jumlah sumber daya manusia (SDM) seperti teknisi yang jumlahnya belum memadai, dan belum memenuhi standar. Inilah salah satu masalah yang perlu ditangani dengan baik oleh pemerintah, maupun perusahaan swasta yang memiliki hubungan dengan sektor energi.

Eben Tambunan, Market Development Manager PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI), mengatakan dalam upaya mendukung program pemerintah untuk menghadirkan penyediaan listrik 35 ribu MW, EMLI juga ingin turut berperan dengan memberikan program edukasi berupa materi pengenalan dasar awal pelumasan untuk pembangkit listrik, yang diberikan kepada sejumlah siswa SMK mulai Juni 2020 lalu. Program tersebut juga bertujuan memberikan bekal kepada para siswa mengenai dasar awal pentingnya pelumasan pada mesin, untuk menjadi seorang profesional ketika lulus dari SMK nantinya.

“Kami harap program-program ini dapat secara rutin kami lakukan. Karena pengenalan dasar-dasar pelumasan sangat penting dipahami oleh para siswa guna memberikan mereka bekal ilmu pengetahuan untuk bersiap menjadi seorang profesional selepas lulus dari SMK,” kata Eben, Selasa (7/7).

Untuk tahap awal EMLI bekerja sama dengan beberapa SMK, di antaranya SMK ORA et LABORA (Oel), SMK Don Bosco, dan BLK Don Bosco. Karena keterbatasan waktu dan tempat akibat dampak pandemi Covid-19, maka program tersebut disajikan melalui web seminar (Webinar). “Para siswa juga dapat langsung berinteraksi dan langsung mendapatkan jawaban yang lengkap dari pemateri lain yang memang bersiap dalam menjawab pertanyaan selama sesi pemaparan program berlangsung,” ungkap Eben.

Br. Ephrem Santos, SDB , Chairman SMK OeL Executive Committee, mengatakan konten yang disajikan dalam program sesuai untuk tingkat kompetensi siswa sehingga bisa siap terjun di lapangan. Ia pun berharap program itu bisa terus ditingkatkan dengan kompetensi lanjutan. “Upaya mempersiapkan teknisi pemula, untuk mengetahui dan menghargai produk pelumasan yang digunakan dalam industri sangat penting,” kata Ephrem.

Hingga saat ini realisasi proyek 35 ribu MW mencapai 8.137 MW atau sebesar 23% yang sudah beroperasi. Untuk proyek yang telah memasuki tahap konstruksi 63% atau sebesar 18.941 MW sedang dalam proses konstruksi.

Tahap pengadaan sebesar 829 MW atau 2% dan tahap perencanaan sebesar 734 MW atau 2%. Progress tersebut terdiri dari pembangkit yang dibangun oleh PLN dan Produsen Listrik Swasta (Independent Power Producer/IPP).

Untuk pembangkit yang dibandung PLN telah telah diselesaikan pembangunannya dengan total kapasitas 3.488 MW yang telah beroperasi memperkuat sistem kelistrikan. Sedangkan yang masih dalam proses konstruksi sebesar 3.811 MW, sebesar 829 MW dalam tahap pengadaan, dan sebesar 734 MW dalam proses perencanaan.

Kemudian pembangkit listrik milik swasta yang telah beroperasi sebesar 4.649 MW. Sedangkan yang masih dalam proses konstruksi sebesar 15.130 MW dan yang sudah terkontrak namun belum memulai proses pembangunan sebesar 6.878 MW.(RI)