JAKARTA – Pemerintah menyatakan siap untuk segera mengimplementasikan etanol sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi. Saat ini tahap persiapan pengembangan etanol sedang digencarkan termasuk rencana meningkatkan kapasitas produksi tebu.

Presiden Joko Widodo sendiri meninjau langsung pabrik bioetanol PT Energi Agro Nusantara (Enero) di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dalam rangka program “Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi”.

Jokowi berharap program ini dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas hasil produksi tebu di Tanah Air. “Kita telah memulai menanam tebu secara modern dengan harapan produktivitas tanaman itu lebih baik dan meningkat,” ujar Jokowi, Jumat (4/11).

Indonesia kata dia pernah menjadi eksportir gula pada tahun 1800-an. Namun, saat ini Indonesia harus mengimpor gula dengan jumlah yang sangat besar untuk kebutuhan konsumsi maupun industri dalam negeri. Karena itulah, perlu ditingkatkan kualitas bibit tebu dengan varietas terbaik di dunia.

“Para petani dan pabrik gula di Tanah Air saya minta untuk bekerja sama dengan baik. Mesin-mesin yang ada di pabrik gula juga harus diperbarui dengan yang lebih modern,” ujar Jokowi.

Sementara itu, Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan Indonesia bisa mencontoh Brazil sebagai salah satu negara yang dinilai sukses memanfaatkan tebu tidak hanya untuk gula tapi juga untuk ethanol.

“Potensi ethanol ini kan dari tebu, ini kita lihat contohnya ada di Brazil , di sana ada perkebunan tebu luas dia memanfaatkan ethanol. Kalau Kita sawit merek ethanol kenapa kita nggak sekalian kalau kita potensi lahan luas daerah cocok tanam tebu bisa tingkatin produktivitas gula hasil sampingnya ethanol,” ungkap Arifin kepada Dunia Energi belum lama ini di Bandung.

Menurut dia nantinya pengembangan ethanol bisa dilakukan secara bertahap. Sama seperti biodiesel. Dari situ akan tercipta demand.”kita buat semacam program B (mandatory biodiesel),” ujar Arifin.

Indonesia kata Arifin memiliki sumber daya yang tidak sedikit untuk dikembangkan sehingga bisa mandiri dari sisi ketahanan energi. Tidak lagi bergantung terhadap minyak yang hingga kini terus menjado beban lantaran harus terus diimpor. Salah satu cara terbaik adalah dengan mengembangkan energi bio.

“Nanti kita mau belajar dari Brazil, kita akan coba seluruh potensi bio kita, supaya ketahanan energi bisa kita tingkatkan supaya nggak tergantung sama minyak,” jelas Arifin.