JAKARTA – PT Indika Energy Tbk (INDY) akan bertransformasi dari perusahaan energi terintegrasi menjadi perusahaan investasi dengan portofolio bisnis yang terdiversifikasi.

 

Arsjad Rasjid, Direktur Utama Indika, mengatakan di dalam portofolio bisnis yang sama yaitu energi dan khususnya batu bara, Indika akan memperluas cakupan pelanggan yang dilayani perusahaan, mengeksplor target sektor bisnis yang baru, dan terus mendorong sinergi di antara unit usaha.

 

“Kami juga melakukan diversifikasi usaha di bidang yang terkait dengan portofolio bisnis saat ini, dan memanfaatkan keunggulan dan kompetensi perusahaan di bidang energi,” kata Arsjad di Jakarta, belum lama ini.

 

Indika akan mengembangkan sektor midstream minyak dan gas dengan membangun terminal penyimpanan produk bahan bakar, juga menyediakan layanan informasi, komunikasi dan teknologi (ICT) dengan mendirikan Indika Digital Teknologi yang akan memanfaatkan perkembangan industri 4.0 untuk meningkatkan keunggulan operasional industri di Indonesia secara umum.

 

Arsjad mengatakan tujuan pengembangan bisnis Indika adalah agar secara jangka panjang perusahaan dapat memberikan nilai tambah yang optimal dan berkelanjutan untuk seluruh pemangku kepentingan. Serta berkontribusi lebih besar kepada pembangunan Indonesia.

 

Indika Energy telah berdiri sejak 2000. Namun sebagai sebuah grup usaha, Indika telah turut membangun Indonesia selama lebih dari 45 tahun melalui pemenuhan kebutuhan energi yang penting untuk mendukung perekonomian dan juga proyek-proyek strategis energi dan infrastruktur di seluruh penjuru nusantara.

 

Anak perusahaan Indika Energy, misalnya Tripatra telah membangun berbagai mahakarya industri energi nasional berskala besar. Pada 1975, Tripatra mengerjakan proyek pasokan gas kepada pabrik pupuk terbesar di Sumatra Selatan. Pada 1993, Tripatra juga mengerjakan proyek fasilitas pemrosesan dan kompresi gas di Arun, Aceh.

Selain itu, di Indonesia Indonesia, anak usaha Indika lainnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) membangun infrastruktur di Papua, termasuk jalan dan jembatan di perkotaan dan hutan, juga rumah sakit dan pelabuhan. Serta memperbaiki landasan udara di Timika sehingga dapat dilandasi oleh pesawat komersial.

Pada saat pemerintah mulai mengembangkan potensi batu bara sebagai sumber energi alternatif, PT Kideco Jaya Agung menjadi salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar dan paling efisien di Indonesia. Kideco memasok batu bara bersih ramah lingkungan untuk pembangkit listrik tenaga uap yang menjadi kunci penggerak roda ekonomi masyarakat Indonesia. Cirebon Electric Power, perusahaan pembangkit listrik yang sebagian sahamnya dimiliki Indika Energy, bahkan didukung teknologi supercritical yang ramah lingkungan dengan tingkat efisiensi tinggi.

“Operasional perusahaan juga didukung Mitrabahtera Segara Sejati, perusahaan transportasi dan logistik laut untuk barang curah dan sumber daya alam,” kata Arsjad.(RA)