SAMARINDA – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) mencatatkan produksi minyak sebesar 26,251 Barep Per Hari (BPH) dan 530 juta kaki kubik gas per hari (MMscfd) gas dari blok Mahakam hingga Oktober 2023.

Pencapaian produksi tersebut merupakan hasil dari upaya teknis operasi yang maksimum, mengingat sebagian besar dari lapangan-lapangan minyak dan gas di WK Mahakam telah mature dan masuk ke fase 4 atau penurunan produksi alamiah (natural decline).

“Selama beberapa tahun terakhir, kami berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah yang tinggi dan mempertahankan tingkat produksi pada lapangan-lapangan migas yang sudah mature.” ujar Setyo Sapto Edi, General Manager PHM dalam keterangannya, Kamis (9/11).

Dia menjelaskan manajemen sukses dalam penerapan berbagai inovasi dan teknologi guna meningkatkan recovery rate dari sumur-sumur migas yang ada. “Selain itu, kami juga menerapkan praktik-praktik engineering terbaik dalam memelihara dan meningkatkan kehandalan fasilitas operasi dan produksi migas yang sudah berumur puluhan tahun.” Kata Setyo.

Hingga triwulan III tahun ini jumlah sumur yang dibor mencapai 54 sumur pengembangan dan 1 sumur eksplorasi. Pada akhir tahun 2023 diperkirakan total jumlah sumur tajak sebanyak 90 sumur pengembangan dan 2 sumur eksplorasi, dan diharapkan tambahan produksi tahun 2023 rata-rata tahunan diperkirakan sebesar 3.180 BPH untuk minyak dan 75 MMscfd untuk gas.

Selain itu, pemberian insentif dari Pemerintah Indonesia kepada Blok Mahakam di awal tahun 2021 telah memberikan kemampuan bagi WK Mahakam untuk melanjutkan program kerja pengembangan secara lebih ekstensif termasuk menjalankan program eksplorasi yang ditujukan untuk membuka potensi prospek cadangan migas di Blok Mahakam. Hal ini tentu menjadi sangat penting untuk menjamin keberlangsungan investasi dan mendukung pencapaian target produksi migas Indonesia. (RI)