JAKARTA – PT Freeport Indonesia mulai mengoperasikan tambang bawah tanahnya. Berdasarkan data yang dirilis Freeport McMoRan Inc,  produksi bijih sudah dilakukan dari dua blok tambang bawah tanah, diantaranya Grasberg Block Cave (GBC) dan Deep Mill Level Zone (DMLZ). Produksi bijih dari kedua tambang bawah tanah ini juga tercatat terus meningkat.

Hingga September lalu, GBC rata-rata menghasilkan bijih sebanyak 10.600 ton per hari dan DMLZ 9.800 ton per hari, sehingga total rata-rata produksi dari tambang bawah tanah mencapai.

Tingkat produksi GBC pada September lalu telah mencapai 11.300 ton per hari dan DMLZ 10.900 ton per hari. Pada akhir 2019, Freeport mematok target, rata-rata tingkat produksi bijih akan naik menjadi 16.000 ton per hari di GBC dan 11.000 ton per hari di DMLZ.

Richard Adkerson, President dan Chief Executive Officer Freeport McMoRan,  mengungkapkan realisasi produksi bijih dari GBC dan DMLZ sebenarnya telah melebihi perkirakan perusahaan. “Dengan kami terus melanjutkan undercutting dan menambah draw point, ekspansi ini diperkirakan akan mempercepat peningkatan produksi,” kata Adkerson dalam conference call kinerja perusahaan akhir pekan lalu.

Hingga September lalu, Freeport telah berhasil mengoperasikan tiga dari lima blok di GBC dan dua dari tiga blok di DMLZ. Sementara penambahan drawbell telah mencapai 52 di GBC dan 80 di DMLZ. Sampai akhir tahun ini jumlah drawbell ini akan meningkat menjadi 74 di GBC dan 87 di DMLZ.

Produksi bijih di GBC diproyeksi akan meningkat menjadi 30 ribu ton per hari di 2020 dan akan terus meningkat mencapai 130 ribu ton per hari di 2023. Sementara produksi bijih di DMLZ direncanakan akan naik menjadi 28 ribu ton per hari di 2020 dan mencapai puncak produksi 80 ribu ton per hari di 2022. Jika tidak ada kendala berarti maka pada 2023, total produksi bijih dari tambang bawah tanah Freeport Indonesia akan mencapai 210 ribu ton per hari.

“Produksi puncak dari dua badan bijih ini diproyeksikan bisa menjadi rata-rata 1,3 miliar pon untuk tembaga dan 1,3 juta ounces untuk emas setiap tahunnya,” ujar Adkerson.

Perkiraan peningkatan produksi tambang bawah tanah, juga turut  meningkatkan target penjualan tembaga dan emas Freeport Indonesia juga mmproyeksikan peningkatan penjualan. Pada tahun depan, penjualan tembaga diperkirakan 780 juta pon dan 830 ribu ounces. Namun di 2021, produksi akan mulai naik yakni menjadi 1,4 miliar pon untuk tembaga dan 1,4 juta ounces untuk emas. Di 2022, penjualan tembaga akan mencapai puncaknya yakni 1,7 miliar pon dan emas 1,8 juta ounces.(RI)